Usai
mengunjungi Candi Tegowangi, perjalanan dilanjutkan ke Sendang Tirta Kamandanu.
Sendang Tirta Kamandanu merupakan situs peninggalan Kerajaan Kediri di masa
pemerintahan Prabu Jayabaya yang bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya
Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa,
pada abad ke-12 silam.
Sendang
Tirta Kamandanu terletak di Dusun Menang RT.03 RW.03 Desa Menang, Kecamatan
Pagu, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Lokasi sendang ini berada di
lingkungan pemukiman yang masih dikelilingi oleh ladang atau tanah persawahan.
Nama
Sendang Tirta Kamandanu ini lazim terdengar dalam dunia pewayangan. Sendang adalah kolam alami, sedangkan Tirta Kamandanu memiliki makna sumber
mata air yang memberikan kehidupan atau Ainul
Hayat. Jadi sesuai namanya, Sendang
Tirta Kamandanu ini merupakan kolam alami yang berisikan sumber mata air
yang memberikan kegunaan yang beraneka ragam bagi kehidupan makhluk hidup.
Konon,
tempat ini merupakan petirtaan (mata
air yang dianggap suci) yang digunakan ketika Prabu Jayabaya bertahta. Selain
sebagai tempat pemandian, air dari Sendang Tirta Kamandanu ini dipercaya oleh
masyarakat sekitar pernah digunakan untuk melukad (mandi dan bersuci) oleh
Prabu Jayabaya sebelum melakukan parama
mokhsa (kembali menghadap Tuhan beserta dengan raganya).
Semula sendang ini masih sangatlah sederhana. Hanya sebuah sumber mata air yang dikelilingi oleh beberapa pohon besar nan tua, seperti pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon pule (Alstonia scholaris). Namun, setelah dipugar sejak tanggal 26 April 1980 atas prakarsa Yayasan Hondodento Yogyakarta, dan didukung oleh segenap lapisan masyarakat, situs peninggalan ini memiliki wajah baru. Bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 2.016 m² ini menjadi taman yang berbentuk empat persegi panjang dengan pagar keliling berukuran 42 m x 48 m, dan dilengkapi dengan empat buah patung dewa di keempat sudutnya.
Memasuki
kompleks situs ini, pengunjung akan melewati halaman yang lumayan luas namun
sejuk karena rindangnya pepohonan yang ada. Halaman ini merupakan pelengkap
dari situs tersebut sebelum menuju bangunan utamanya. Antara bangunan pelengkap
dan bangunan utama ditandai dengan berdirinya gapura utama sebagai Kori Agung yang berbentuk Candi Bentar.
Setelah melewati Kori Agung tersebut, pengunjung akan masuk ke dalam lingkungan
bangunan utama dari situs tersebut, yaitu sendang yang berupa kolam pemandian
yang airnya selalu mengalir melalui 3 tingkatan (sumber mata air, tempat
penampungan, dan kolam pemandian). Kolam ini dilengkapi dengan pendopo, patung
Ganesha setinggi 4,5 myang berpunggungan dengan patung Syiwa setinggi 5 m,
tempat ganti pakaian, gapura, tempat mengambil air dan dikelilingi pagar juga.
Bila
dilihat dari prospek fisiknya, situs peninggalan Sendang Tirta Kamandanu ini
mampu melestarikan sumber mata air, meningkatkan daya guna air dan sekaligus
menambah perbendaharaan monumen sejarah di Kabupaten Kediri. Selain itu,
melihat banyak pepohonan yang terdapat di dalam kompleks tersebut, situs
tersebut juga memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi Taman Hutan Rakyat di
kemudian hari. *** [240515]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar