Stasiun
Kereta Api Pasar Senen (PSE) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Pasar
Senen, merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta yang berada
pada ketinggian +4,7 m di atas permukaan laut, dan merupakan stasiun yang cukup
besar juga.
Stasiun
ini terletak di Jalan Stasiun Senen, Kelurahan Senen, Kecamatan Senen, Kota Jakarta
Pusat, Provinsi DKI Jakarta. Lokasi stasiun ini terletak di Kawasan Pasar
Senin, atau tepatnya berada di depan Terminal Bus Kota Pasar Senin.
Cikal
bakal keberadaan stasiun ini tidak terlepas dari adanya pembangunan jalur
kereta api dari Jakarta Kota-Bekasi sepanjang 27 kilometer oleh Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij
(BOS) pada tahun 1887. Dalam peta lawas
jalur kereta api yang ada di Pulau Jawa (Oegema, 1982: 20) tidak mencatat Pasar
Senen sebagai sebuah stasiun kereta api, karena stasiun ini awalnya berupa
halte kecil miliki BOS untuk menunjang transportasi di Pasar Senen. Pasar ini
dibuka oleh Pemerintah Kolonial Belanda sebagai fasilitas perdagangan di
pinggiran kota Weltevreden yang sekarang disebut Gambir.
Pasar Senen sendiri dibangun oleh seorang tuan tanah yang juga seorang arsitek bernama Yustinus Vinck. Awalnya pasar ini hanya dibuka pada hari Senin. Itu sebabnya disebut dengan Pasar Senen. Selang dua tahun kemudian, tepatnya pada 30 Agustus 1735, tanah yang di atasnya terdapat Pasar Senen tersebut dijual oleh Vinck kepada Gubernur Jenderal Jacob Mossel. Setelah Mossel meninggal, Pasar Senen diambil oleh Gubernur Jenderal Petrus Albertus van der Parra. Van der Parra diangkat Dewan Hindia Belanda menjadi gubernur jenderal menggantikan Jacob Mossel pada 15 Mei 1761. Di tangan Van der Parra, Pasar Senen semakin berkembang dan menjadi ramai.
Pada
1898 jalur milik BOS diambil alih Pemerintah Hindia Belanda, dan pengelolaannya
diserahkan kepada Staatsspoorwegen
(perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda). Semula jalur kereta
buatan BOS hanya sampai di Kedunggedeh, daerah Karawang. Namun semenjak di
tangan Staatsspoorwegen (SS), jalur
kereta api diperpanjang dari Kedunggedeh ke Karawang, dan kemudian tersambung
dengan Cirebon maupun Bandung.
Seiring
perkembangan waktu, Pasar Senen menjadi kian besar. Aktivitas pasar tidak hanya
pada hari Senin saja, tetapi menjadi setiap hari. Perkembangan Pasar Senen
beserta kawasannya akhirnya direspon oleh pihak SS untuk membangun sebuah
stasiun yang lebih permanen untuk menggantikan halte kecil buaan BOS
sebelumnya. Desain stasiun diserahkan kepada Ir. J. van Gendt, yang kala itu
memangku jabatan sebagai Kepala Biro Pembangunan SS dan sebagai pejabat BOW (Burgerlijke Openbare Werken).
Pembangunan
stasiun ini memakan waktu selama 9 tahun, yang pengerjaannya dimulai pada 1916
dan diresmikan pada 19 Maret 1925. Pada peresmian stasiun ini dilakukan dengan
meriah. Hal ini menandakan bahwa stasiun yang diresmikan tersebut memang besar
dan megah. Bangunan utama Stasiun Pasar Senen berbentuk persegi panjang dan
simetris. Pintu utamanya berbentuk melengkung yang jumlahnya ada sembilan dan
setiap pintu dipasangi tralis seperti di penjara. Pada setiap pintu masuk
tersebut, masing-masing di atasnya terdapat 3 jendela kaca atas, yang disertai
rooster di atas jendela tersebut. Di atas atapnya terdapat dua menara kecil
khas bangunan Eropa yang berada di setiap sudut. Dilihat dari fasade
bangunannya, stasiun ini memiliki gaya arsitektur Neo-Indische, dan kini di bagian depan bangunan utama stasiun
didirikan bangunan kaca untuk ruang tunggu penumpang sebelum ke ruang tunggu boarding. Bangunan kaca tersebut konon
mencontoh bangunan kaca yang ada di salah satu stasiun di Perancis.
Stasiun
ini memiliki terowongan untuk menghubungkan emplasemen barat dan timur. Masing-masing
emplasemen dipisahkan oleh jalur sepur satu, dua, dan tiga yang merupakan jalur
untuk tujuan luar kota. Sementara itu, hall
stasiun ini cukup tinggi sehingga sirkulasi udara di situ menjadikan sejuk
ruangan. Bentuk peronnya panjang dan luas yang berada di tengah-tengah.
Stasiun
Pasar Senen memiliki 6 jalur rel, yang dibagi menjadi tiga jalur di barat dan
tiga jalur di timur yang dipisahkan oleh bangunan emplasemen panjang dan
terbuka beratap pelana dengan struktur baja. Jalur 1 sampai 3 merupakan jalur
peron barat, dan jalur 4 sampai 6 merupakan jalur peron timur.
Tak
hanya jalur peron yang banyak, tetapi stasiun ini juga memiliki fasilitas yang
lengkap dibandingkan stasiun kereta api lainnya. Fasilitas tersebut meliputi hall, ATM Center, ruang tunggu, ruang
kepala stasiun, mini market, ruang pengawas peron, ruang customer service, kantor, musholla, toilet, area parkir luas,
selasar penghubung, dan lain-lain.
Stasiun
Pasar Senen merupakan stasiun yang tergolong sibuk karena frekuensi lalu lalang
kereta api yang melintas cukup tinggi. Tak hanya melayani kereta api commuter
line saja, namun stasiun ini juga menjadi tempat pemberangkatan kereta api
kelas bisnis dan ekonomi jarak jauh yang tujuannya ke Jawa Tengah dan Jawa
Timur. *** [050416]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar