The Story of Indonesian Heritage

Stasiun Kereta Api Jombang

Stasiun Kereta Api Jombang (JG) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Jombang, merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen  PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun yang berada pada ketinggian + 43 m di atas permukaan laut. Stasiun ini terletak di Jalan Basuki Rahmat No. 1, Kelurahan Jombatan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di selatan alun-alun Jombang.
Bangunan Stasiun Jombang ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda. Pembangunan stasiun ini bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api Sidoarjo-Mojokerto-Sembung. Pembangunan jalur tersebut dimulai pada tahun 1880 dan selesai pada tahun 1881 oleh Staatsspoorwegen (SS) perusahaan kereta api milik pemerintah di Hindia Belanda, sepanjang 64 kilometer yang merupakan bagian dari proyek Oosterlijnen atau State Railway Eastern Lines (lintas timur).
Dilihat dari fasadnya, stasiun ini mengalami beberapa perubahan sehingga kesan kolonialnya sudah memudar. Perubahan ini terjadi karena adanya penambahan-penambahan sebagai konsekuensi stasiun ini menjadi sebuah stasiun kelas besar. Namun demikian, bila kita sudah berada di dalam stasiun, jejak kolonial dari stasiun ini masih bisa dijumpai, seperti bangunan emplasemennya dan bangunan pendukung lainnya yang berada di selatan rel kereta api.
Stasiun ini memiliki 9 jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus arah barat menuju Stasiun Sembung dan arah timur menuju Stasiun Peterongan. Jalur lainnya digunakan sebagai jalur persilangan atau persusulan dengan kereta yang lain yang akan melintas stasiun ini maupun maintenance gerbong kereta api yang mengalami kerusakan.
Dulu, dari stasiun ini terdapat percabangan jalur menuju Pare hingga Kediri yang menuju ke selatan, dan Ploso hingga Babat ke arah utara. Pembangunan kedua jalur dilakukan oleh dua perusahaan kereta api swasta lainnya, yaitu Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM) dan Babat-Djombang Stoomtram Maatschappij (BDSM). KSM adalah perusahaan kereta api swasta di Hindia Belanda yang mendapat konsesi pada tahun 1894 untuk membangun jalur kereta api ke seputaran Jombang dan Kediri, sedangkan BDSM adalah perusahaan kereta api swasta di Hindia Belanda yang mendapat konsesi pada tahun 1896 untuk membangun jalur kereta api di seputaran Jombang dan Lamongan.
Percabangan yang ke arah selatan terhubung dengan jalur 9, dan KSM pun mendirikan stasiun (Stasiun KSM) di selatan Stasiun Jombang. Sedangkan, percabangan yang ke arah utara terhubung dengan jalur 1, dan percabangannya berada di sebelah timur Stasiun Jombang.
KSM mulai membangun jalur Jombang – Pulorejo – Pelem – Gurah – Pesantren - Kediri sepanjang 50 kilometer pada tahun 1897. Dari jalur ini kemudian bercabang menjadi beberapa jalur lagi, seperti jalur Pesantren-Wates (1897) sepanjang 14 kilometer, jalur Pelem-Papar (1898) sejauh 14 kilometer, jalur Pare-Semanding-Kepung (1898) dengan panjang 12 kilometer, jalur Pulorejo-Ngoro-Kandangan-Kunto (1898-1899) sepanjang 13 kilometer, dan jalur Gurah-Jenkal-Brenggolo-Kawarassan (1898) sejauh 9 kilometer. Tak hanya itu, KSM pun juga menyambungkan ke beberapa jalur lagi dari percabangan yang lainnya, yaitu jalur Semanding-Kencong-Kunto (1899) sepanjang 9 kilometer, dan jalur Brenggolo-Plosoklaten (1900) sejauh 1 kilometer.
Sedangkan, BDSM membangun jalur Jombang-Jombangkota-Jombangpasar (1898-1899) sepanjang 3 kilometer. Kemudian dari Jombang Kota dilanjutkan ke jalur Dolok-Ploso-Kabuh-Ngimbang-Bluluk-Dradah-Babat sepanjang 32 kilometer, yang pembangunannya dimulai pada tahun 1899 dan selesai pada tahun 1902. Dari Ploso juga terhubung dengan PG Ponen pada tahun 1913 sejauh 2 kilometer, dan juga terhubung dengan jalur Krian-Gempolkerep-Ploso yang dibangun oleh Staatsspoorwegen.
Meski jalur yang dibangun oleh BDSM merupakan jalur yang strategis, akan tetapi pengelolaan jalur Jombang- Dolok-Ploso-Kabuh-Ngimbang-Bluluk-Dradah-Babat mulai mengalami kerugian setelah memasuki 20 tahun berjalan. Untuk menutup kerugian tersebut, pada 1903 BDSM menyewakan sebagian asetnya kepada Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) selama 15 tahun dengan nilai kontrak 250.000 gulden.
Jadi, bisa dibayangkan betapa ramainya Stasiun Jombang pada waktu itu. Selain berada di lintasan utama milik Staatsspoorwegen, Stasiun Jombang juga terhubung dengan sejumlah daerah yang di sebelah selatan dan utaranya berkat KSM dan BDSM. Namun sayang, jalur kereta api yang dibuat oleh KSM dan BDSM sudah tidak aktif lagi untuk saat ini. *** [260717]
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami