The Story of Indonesian Heritage

Gedung Perpustakaan Umum Kabupaten Rembang

Setelah mengunjungi Museum R.A. Kartini, saya beranjak untuk melanjutkan hunting bangunan lawas di Rembang. Kali ini yang saya kunjungi adalah Gedung Perpustakaan Umum Kabupaten Rembang. Gedung ini terletak di Jalan Diponegoro No. 25 Kelurahan Tasikagung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi gedung perpustakaan ini berada di kompleks Taman Rekreasi Pantai Kartini, atau yang dikenal juga dengan Dampo Awang Beach.
Dalam arsip Perpustakaan Umum Kabupaten Rembang, perpustakaan ini beberapa kali mengalami pemindahan lokasi. Terakhir sebelum tahun 2009, Perpustakaan Umum Kabupaten Rembang berada di Jalan Gatot Subroto No. 8 Rembang, yaitu di kompleks Rumah Dinas Bupati Rembang. Ruangan yang sempit dan letaknya yang tidak strategis membuat perpustakaan ini sepi.


Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Rembang, Perpustakaan Umum Kabupaten Rembang menempati bangunan yang lebih representatif di kompleks Taman Rekreasi Pantai Kartini ini. Pemindahan lokasi gedung ini diharapkan bisa menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan tingkat kunjungan pemustaka karena lokasinya yang berada di tepi jalan raya.
Gedung Perpustakaan Umum Kabupaten Rembang yang sekarang digunakan ini merupakan bangunan lawas peninggalan Hindia Belanda. Awalnya, gedung tersebut merupakan bangunan gereja Protestan (Protestanse kerk te Rembang). Djoko Soekirman dalam bukunya, Kebudayaan Indis: Dari Zaman Kompeni sampai Revolusi (Depok: Komunitas Bambu, 201: 209) menjelaskan, bahwa bangunan gereja Protestan tersebut dibangun pada tahun 1829 beratap Mansard dan memiliki kubah. Bentuk atap model ini seolah-olah terdiri dari dua atap yang terlihat bersusun atau bertingkat. Atap Mansard jarang digunakan untuk bangunan di Nusantara, karena sebetulnya atap ini dibangun oleh Belanda ketika menjajah negara kita.
Istilah Mansard ini berasal dari seorang arsitek Perancis bernama François Mansart (1589-1666) dari the Beaux Arts School di Paris. Mansart menghidupkan kembali minat dalam gaya atap ini, yang telah menjadi ciri khas arsitektur Renaissance Perancis.


Konon, bangunan gereja ini didirikan bersamaan dengan dibangunnya Rumah Residen yang berada di sebelah timurnya. Dalam laman kebudayaan.kemdikbud.go.id diterangkan, bahwa dari data arsip Vikariat Apostolik di Jakarta, bangunan gereja tersebut dibangun pada 1 Januari 1829 oleh Residen Rembang bernama Jean Baptista Baron de Salis di bawah pengawasan A.B.A. Vrijheer Rismuller dari Riesmburg dan Kapten Komandan Pasukan di Rembang. Namun belum sampai selesai, Jean Baptista Baron de Salis dipindah ke Semarang. Lalu, dilanjutkan oleh Residen Rembang berikutnya.
Dalam perjalanannya, gedung lawas itu mengalami berbagai fungsi. Dimanfaatkan menjadi perpustakaan rakyat dari tahun 1950 hingga tahun 1952.  Bangunan gedung tersebut berubah fungsi kembali menjadi bangunan gereja, yaitu Gereja Kristen Jawa Rembang. Disusul kemudian, pada 3 Juli 1960, jemaat GKI Rembang diperkenankan menggunakan gedung gereja Taman Kartini ini.
Setelah itu, gedung lawas peninggalan kolonial Belanda ini beralih pemanfaatannya, seperti digunakan untuk tempat menyelenggarakan bazaar, gedung pernikahan, dan markas pasukan pemadam kebakaran (damkar). Usai itu, bangunan gedung lawas ini kemudian sempat mangkrak hingga 2006. Kemudian gedung tersebut mengalami perbaikan oleh Pemerintah Kabupaten Rembang.
Mulai tahun 2009, gedung lawas ini difungsikan menjadi Gedung Perpustakaan Umum Kabupaten Rembang. Perpustakaan, yang menjadi wewenang Kantor Perpustakaan dan Arsip, mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perpustakaan dan kearsipan. Kantor Perpustakaan dan Arsip merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang perpustakaan dan kerasipan yang dipimpin oleh kepala kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pada tahun 2009, Perpustakaan Umum Kabupaten Rembang memiliki koleksi buku sebanyak 19.600 buah dan koleksi digital library (perpustakaan digital) sebanyak 5.000 judul serta ditambah journal sekitar 1.000 judul. Selain itu, gedung lawas tersebut juga sudah ditetapkan sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang ada di Rembang. Hal ini menegaskan bahwa bangunan cagar budaya Gedung Perpustakaan Umum Kabupaten Rembang sebenarnya merupakan monumen bersejarah yang mencatat perjalanan sebuah kota Rembang. *** [131215]




Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami