The Story of Indonesian Heritage

Stasiun Kereta Api Tumpang

Stasiun Kereta Api Tumpang (TMP) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Tumpang, merupakan salah satu stasiun kereta api kelas III/kecil non aktif yang berada di bawah manajemen PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya dengan ketinggian ± 597 m di atas permukaan laut. Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun No. 194 Dusun Ledoksari, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di sebelah timur Puskesmas Tumpang ± 280 m, atau utara SDN Tumpang 04 ± 89 m.
Pembangunan Stasiun Tumpang bersamaan dengan pembangunan jalur rel trem Tumpang-Pakis-Blimbing sepanjang 23 kilometer. Pengerjaan jalur rel trem ini dilakukan oleh Malang Stoomtram Maatschappij (MS), dimulai pada tahun 1900 dan selesai pada tahun 1901 serta diresmikan pada 27 April 1901 dengan sebutan lengkap Station Toempang van de Malang Stoomtram Maatschappij.

Eplasemen Stasiun Tumpang (Sumber: Indopedia)

MS adalah perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda yang dahulu mengoperasikan jalur trem di sekitar Kabupaten Malang. Perusahaan kereta api (Spoorwegmaatschappij) ini mendapat konsesi pada tahun 1894 dari Pemerintah Hindia Belanda untuk mengerjakan jaringan rel trem (tramwegnet) hingga tahun 1901. Akan tetapi konstruksi yang dilakukan oleh MS mundur hingga tahun 1908, dan menghasilkan jalur rel trem sepanjang 85 kilometer.
Pembangunan jalur rel Tumpang-Pakis-Blimbing dilatarbelakangi oleh banyaknya komoditas hasil perkebunan yang ada di sepanjang jalur rel tersebut, baik itu perkebunan yang diusahakan oleh orang-orang Belanda/Eropa maupun yang dilakukan oleh bumiputra dengan perkebunan rakyatnya.
MS mengincar daerah-daerah subur di wilayah Malang Raya agar supaya perusahaan tremnya mampu mendatangkan pundi-pundi dengan mengangkut komoditas perkebunan tersebut. Istilah yang dikemukakan oleh Oegema dalam bukunya, De Stoomtractie op Java en Sumatra (1982: 205) ialah ‘allen goederen’ (hanya barang).

Peta Jalur Trem Tumpang-Pakis-Blimbing

Di daerah Distrik Tumpang pada waktu itu merupakan sentra-sentra onderneming. Kawasan tersebut banyak dijumpai perkebunan kopi, tembakau dan tebu. Komoditas tersebut diangkut dengan jasa trem MS menuju ke pabrik-pabrik. Setelah menjadi produk olahan, komoditas tersebut dikirim menuju ke stasiun milik Staatsspoorwegen (SS) untuk dilanjutkan menuju ke pelabuhan Surabaya guna dikapalkan menuju ke Belanda atau kawasan Eropa lainnya.
Seiring perkembangan di daerah tersebut, trem ini kemudian juga untuk mengangkut karyawan-karyawan onderneming maupun keluarganya dari Tumpang ke Malang atau sebaliknya.
Dilihat dari foto lawas yang diunggah di situs De Indische Encyclopedie, atau Indopedia, bangunan Stasiun Tumpang cukup sederhana. Emplasemennya terbuka, tidak dipayungi oleh overkapping.
Ada dua jalur rel dalam emplasemen tersebut. Jalur 1 digunakan untuk keberangkatan menuju ke Pakis hingga Blimbing, sedangkan jalur 2 digunakan untuk kedatangan trem dari Blimbing maupun Pakis. Di Stasiun Tumpang tidak ada jalur sepur lurus karena stasiun tersebut merupakan terminus atau stasiun di ujung jalur kereta api (kopstation). Tidak ada lanjutan jalurnya lagi. Isitlah dalam bahasa Jawa adalah mentok (tidak dapat terus atau buntu).
Trem peninggalan MS ini terus beroperasi pada masa-masa PNKA hingga PJKA. Namun pada tahun 1968 jalur rel trem ini ditutup karena kalah bersaing dengan moda transportasi darat lainnya. Sarana dan prasarana perkeretaapian atau trem di jalur Tumpang-Pakis-Blimbing tidak pernah mengalami peremajaan seiring meredupnya komoditas gula. Selain itu, akses jalan dari Tumpang menuju Blimbing sudah semakin mudah.
Meski sudah dinonaktifkan cukup lama, bangunan stasiun tersebut masih bisa dijumpai. Hanya saja bangunan stasiun tersebut kini sudah ditempati oleh warga. *** [270520]

Kepustakaan:
HUDIYANTO, R. Reza. Kopi dan Gula: Perkebunan di Kawasan Regentschap Malang 1832-1942. Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, [S.l.], v. 9, n. 1, p. 96-115, oct. 2017. ISSN 2503-1147. Available at: <http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/article/view/1565/853>. Date accessed: 27 may 2020.
Oegema, J. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Deventer-Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V.
https://www.indopedia.nl/articles.php?lng=nl&pg=4591&tconfig=0
https://www.wikiwand.com/id/Malang_Stoomtram_Maatschappij
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami