The Story of Indonesian Heritage

Stasiun Kereta Api Warungdowo

Stasiun Kereta Api Warungdowo (WDO) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Warungdowo, merupakan salah satu stasiun kereta api kelas III/kecil yang berada di bawah manajemen  PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember yang berada pada ketinggian + 24 m di atas permukaan laut. Stasiun ini terletak di Jalan Raya Pasuruan-Warungdowo No. 113 Dukuh Warungdowo Utara, Desa Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di sebelah selatan Lapangan Warungdowo, atau di depan Gang Juwet Putih RT 02 RW 05.
Pembangunan stasiun ini bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api Pasuruan-Warungdowo-Bekasi sepanjang 16 kilometer. Pengerjaannya dilakukan oleh Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (PsSM) dari tahun 1896  dan selesai pada tahun 1898.
PsSM mendapat konsesi dari Pemerintah Hindia Belanda untuk mengerjakan jalur rel Pasuruan-Warungdowo-Bekasi pada tahun 1895, namun konstruksinya baru mulai dilaksanakan pada tahun 1896. Jalur rel ini dikerjakan dalam dua tahap, yaitu Pasuruan-Warungdowo, dan Warungdowo-Bekasi.

Stasiun Warungdowo Tahun 1900. Koleksi KITLV 377252

Pembangunan stasiun ini  masuk dalam pembangunan tahap pertama, yang diresmikan pada 21 Mei 1896 dengan nama Stasiun Warungdowo (Station Waroeng Dowo te Java). Sedangkan, pembangunan yang tahap kedua menuju ke Winongan sampai Bekasi dibuka untuk umum pada 26 Maret 1898.
PsSM merupakan maskapai kereta api milik swasta yang beroperasi di wilayah seputar Kabupaten Pasuruan. Lingkupnya tidak luas. Lintasannya antara lain Pasuruan-Warungdowo-Bekasi, Warungdowo-Wonorejo-Bakalan-Pasar Alkmaar, Warungdowo-Ngempit, dan Pasuruan-Kali Gembong.
Dilihat dari foto lawas tahun 1900 yang ada di Koleksi Digital Universiteit Leiden dengan nomor arsip KITLV 377253, Stasiun Warungdowo memiliki bangunan stasiun yang kecil yang peronnya diapit oleh rel pada kedua sisinya. Stasiun seperti ini disebut dengan stasiun pulau. Terlihat ada tiga jalur rel pada waktu itu.
Posisi Stasiun Warungdowo dalam lintas perkeretaapian Hindia Belanda di Jawa dulu memperlihatkan letak yang stategis. Layaknya jalan, stasiun ini berada di simpang empat. Setelah jalur rel Pasuruan-Warungdowo-Bekasi beroperasi, satu tahun kemudian dilakukan pengerjaan jalur rel Warungdowo-Wonorejo sejauh 11 kilometer. Jalur rel ini  mengarah ke selatan, dan terus mengalami perpanjangan Wonorejo-Bakalan pada 1899 sepanjang 12 kilometer. Pada 1900 jalur rel ini diperpanjang lagi dengan mengerjakan jalur rel Bakalan-Purwosari (Pasar Alkmaar) sejauh 3 kilometer.

Stasiun Warungdowo Tahun 1900. Koleksi: KITLV 377253

Setelah dari Stasiun Warungdowo terhubung dengan Winongan hingga Bekasi di arah timur, dan Wonorejo hngga Pasar Alkmaar ke selatan, lalu giliran PsSM membangun jalur rel dari Warungdowo ke arah barat pada 1912 sepanjang 5 kilometer. Jalur rel ini merupakan jalur lintasan Warungdowo-Ngempit.
Pembangunan jalur rel atau lintasan kereta api yang dilakukan PsSM tersebut dilatabelakangi oleh adanya pabrik-pabrik gula di daerah Pasuruan. Pabrik-pabrik gula itu merasa kesulitan mengangkut hasil produksinya ke pelabuhan tempat mengekspor produk-produk hasil bumi. Pabrik-pabrik gula (PG) tersebut antara lain PG Bekasi Oost, PG Gayam, PG Pleret, PG de Goede Hoop, PG Wonorejo, dan PG Alkmaar.
Jalan rel Pasuruan-Warungdowo-Bekasi ini sempat dicabut (opgebroken) oleh Jepang dengan menggerakan para romusa pada tahun 1942. Namun, setelah Jepang hengkang dari Nusantara, rel-rel tersebut diaktifkan kembali mengingat masih banyak pabrik gula yang masih beroperasi. Tetapi mulai 1 Februari 1988 jalur rel ini kembali dinonaktifkan. Hal ini disebabkan kalah bersaing dengan moda transportasi darat lainnya. Sarana dan prasarana perkeretaapian yang tua sudah mulai uzur tanpa ada perbaikan atau peremajaan, sementara itu pembangunan jalan raya dilakukan secara besar-besaran di masa pemerintahan Orde Baru.
Kini, bangunan Stasiun Warungdowo sudah tidak ada lagi. Hanya tinggal kenangan dalam foto-foto lawas saja. *** [250520]

Kepustakaan:
Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Deventer-Antwerpen: Kluwer Technische Boeken
Prayogo, Yoga Bagus., dkk. (2017). Kereta Api di Indonesia: Sejarah Lokomotif Uap. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher
http://20519265.siap-sekolah.com/sekolah-profil/
https://www.wikiwand.com/id/Pasoeroean_Stoomtram_Maatschappij#/Pembangunan_lintas

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami