Saat Gedung Kantor Pusat PERUMTEL di Jl. Japati, Bandung sedang dibangun, timbul ide untuk meletakkan barang-barang dokumentasi telekomunikasi di lantai dasar gedung tersebut untuk dipamerkan. Ide ini kemudian berkembang, karena para pimpinan PERUMTEL pada saat itu menghendaki agar barang-barang tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat umum dalam sebuah museum yang representatif.
Lalu, pada tahun 1987 dibentuk tim untuk mengkaji banding permuseuman ke Amerika, Jepang dan beberapa negara Eropa lainnya. Tim ini kemudian membuat proposal lengkap dangan maket bangunan.
Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) Soesilo Soedarman melalui Surat Keputusan Menteri Nomor KM49/KP403/MPPT-88 menunjuk Ir. Willy Moenandir sebagai Kepala Proyek Pembangunan Museum Telekomunikasi.
Pada tanggal 27 September 1989 dilakukan peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan fisik gedung oleh Menparpostel Soesilo Soedarman. Luas tanah yang dialokasikan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebanyak 2,36 hektar. Bangunan induk yang berfungsi sebagai ruang pameran seluas 4.872,8 m².
Museum Telekomunikasi (Mustel) yang terletak di Jalan TMII No. 1 Jakarta Timur ini, akhirnya diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto, pada 20 April 1991.
Koleksi Museum Telekomunikasi
Untuk melihat pameran secara utuh dan berurutan, pengunjung dapat memulainya dari lantai IV (Zona 1) setahap demi setahap menuju ke lantai I (Zona VI). Alur bangungan gedung ini adalah melingkar.
Koleksi yang dimiliki oleh Museum Telekomunikasi ini meliputi alat komunikasi masa lalu, alat komunikasi masa kini dan alat komunikasi masa depan.
Lantai IV memamerkan tampilan materi peraga introduksi dan konvensional. Introduksi, meliputi panel misi visi Mustel-TMII, panel tujuan Mustel-TMII, panel filosofi gedung Mustel-TMII, panel pengertian dasar dan komunikasi dan telekomunikasi. Sedangkan yang konvensional menampilkan pra elektrik ,meliputi panel komunikasi tradisional, peragaan komunikasi bunyi-bunyian (pukul, tiup), dan peragaan alat komunikasi isyarat (semaphone).
Lantai III menyajikan tampilan peraga konvensional tapi yang elektrik, seperti simulasi telegraph morse, simulasi telepon manual, diorama pemancar perjuangan dan YBJ-6.
Lantai II menyajikan tampilan peraga modern, baik yang analog maupun yang digital. Yang analog meliputi simulasi sentral teleprinter TW-39, simulasi sentral telepon otomat, maket jaringan telekomunikasi nasional dan maket SKGM serta hambur tropos. Sedangkan yang digital meliputi panel konfigurasi STKB konvensional dan STKB cellular, konfigurasi rural telekomunikasi, panel ISDN (Integrate System Digital Network), simulasi internet dan pasopati (multimedia), simulasi STDI-K, sampel produk inti panel konfigurasi sistem komunikasi internasional (SKI), maket Geo Stationary Orbit (GSO), simulasi video tex, panel miniatur intelsat dan inmarsat, diorama stasiun pengendali utama SKSD Cibinong, miniatur generasi satelit PALAPA dan satelit TELKOM 1, panel satelit domestik, maket stasiun bumi kecil, dan miniatur roket peluncur.
Lantai I memamerkan tampilan materi peraga futuristik, seperti simulasi pesawat videophone, jenis dan model V-Phone Cellular, panel konfigurasi cyber net serta sistem satelit iridium.
Manfaat Museum Telekomunikasi
Museum Telekomunikasi sebagai Pusat Informasi Teknologi Telekomunikasi dan merupakan monumen yang bersifat dinamis, yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang:
- Perkembangan teknologi pertelekomunikasian Indonesia.
- Peranan telekomunikasi dalam menunjang perjuangan dan pembangunan bangsa.
- Keberhasilan pembangunan di bidang telekomunikasi dalam rangka pembangunan nasional dan peran sertanya mewujudkan Wawasan Nusantara.
Berbagai aspek informasi yang ingin dicapai adalah:
a. Aspek Sejarah
Menginformasikan tentang sejarah perkembangan pertelekomunikasian di Indonesia dan mewariskan kepada generasi muda atas nilai kejuangan keperansertaan insane pertelekomunikasian di Indonesia pada Masa Pra Kemerdekaan, Masa Perang Kemerdekaan, Masa Awal Kemerdekaan, Masa Orde baru dan Masa Depan Telekomunikasi Dunia.
b. Aspek Pendidikan/Penelitian
Memberikan layanan pemanduan pada semua pihak yang akan melakukan penelitian dan pendidikan di bidang telekomunikasi.
c. Aspek Teknologi
Memberikan gambaran kepada masyarakat luas tentang perkembangan teknologi telekomunikasi di Indonesia.
d. Aspek Pengembangan Pariwisata
Dengan menyatunya lokasi Museum Telekomunikasi di pusat wisata TMII diharapkan Museum Telekomunikasi di Indonesia dapat berperan serta dalam pengembangan pariwisata dalam paket sajian acara customer education-nya.
e. Aspek Promosi
Memberikan layanan promosi produk barang/jasa telekomunikasi dalam kegiatan edutainment-nya.
Fasilitas Penunjang Museum Telekomunikasi
Museum Telekomunikasi memiliki sejumlah fasilitas penunjang yang bisa digunakan oleh khalayak, seperti lapangan hijau terbuka, ruang theatre, ruang rapat dan pangungg untuk mendemokan segalas sesuatu kepada masyarakat. *** [140712]
Tapi sangat disayangkan sekali kondisinya saat ini sudah tidak terawat dan ditutup. Ayo..bangun lagi. Bangkitkan semangat Sumpah Palapa!!!
BalasHapus