Mikroskop adalah alat untuk melihat benda-benda yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa, seperti kuman.
Sekitar tahun 1590, pembuat lensa dari Belanda, Zacharias Janssen mendekatkan dua lensa. Dia melihat bahwa benda-benda kecil terlihat lebih besar. Ilmuwan menunjukkan ketertarikannya. Mereka menyadari bahwa semua benda kecil menunggu untuk ditemukan. Pada tahun 1655, Robert Hooke pertama kali menggunakan kata “sel” untuk bagian kecil dari makhluk hidup. Dalam bukunya, Micrographia atau “Lukisan Kecil”, Hooke menunjukkan bahwa makhluk kecil seperti semut memiliki jantung, perut, dan bagian tubuh lain seperti hewan besar yang lain, tetapi alat-alat itu lebih kecil.
Pada tahun 1680, Anton van Leeuwenhoek di Belanda, membuat penemuan yang menarik melalui mikroskop. Mikroskop tersebut bisa memperbesar 250 kali. Melalui mikroskop, dia melihat hal-hal yang menakjubkan, seperti sel darah, hewan bersel satu, amuba, mata serangga, dan susunan sel di daun.
Setelah Leewenhoek, banyak orang bisa melihat melalui mikroskop. Ilmu mikrobiologi mulai ada. Setelah itu, orang-orang dapat melihat bakteri, dan mengetahui bagaimana bakteri menyerang tubuh dan menyebabkan penyakit.
Mikroskop menjadi lebih kuat dengan sinar yang kuat, dan lensanya diubah untuk memperbesar sesuatu sampai ribuan kali. Tanpa mikroskop, obat dan biologi tidak akan berarti. ***
Sumber:
- Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka.
- David West dan Steve Parker, 1996, 53½ Penemuan Yang Mengubah Dunia Dan Beberapa Yang Tidak, Semarang: CV. Rumpun Sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar