The Story of Indonesian Heritage

Sejarah Singkat Desa Raja Basa Lama

Desa Raja Basa Lama merupakan salah satu desa yang terletak di Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Desa ini terletak pada koordinat 05° 06' 336" LS dan 105° 39' 439" BT, dan terdiri atas 10 dusun, yaitu: Dusun I Subing Jaya, Dusun II Subing Putra 2, Dusun III  Sinar Dewa Timur, Dusun IV Setia Batin, Dusun V Sinar Dewa Barat, Dusun VI Mega Sakti, Dusun VII Subing Puspa Barat, Dusun VIII Subing Puspa Timur, Dusun IX Mega Kencana, dan Dusun X Subing Putra 3.
Desa Raja Basa Lama, saat ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 12.200 orang dengan jumlah 3.050 KK, yang tersebar di sepuluh dusun yang ada.
Lokasi desa ini tergolong strategis, karena  dibelah oleh Jalan Negara Jalur Lintas Timur Sumatera dan sebagai jalan utama menuju Taman Nasional Way Kambas yang begitu tersohor. Jarak desa ini tidak terlalu jauh dengan ibu kota Kecamatan Batanghari, yaitu sekitar 3 Km, sedang jarak ke ibu kota Kabupaten Lampung Timur adalah sekitar 15 Km.
Dalam Monografi Desa Raja Basa Lama, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, yang disusun dalam rangka untuk mengikuti Lomba Desa Tingkat Kabupaten Lampung Timur Tahun 2008, disebutkan bahwa Desa Raja Basa Lama didirikan pada tahun 802 H atau bertepatan dengan 1402 M oleh Minak Pemuko Ratu Dibumi. Beliau diyakini oleh masyarakat Raja Basa sebagai cikal bakal Desa Raja Basa Lama.
Awal berdirinya Desa Raja Basa berlokasi di Way Terusan wilayah Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah. Namun, pada era Pengiran Dalem Mangkurat atau yang lebih dikenal sebagai Minak Gedi (1852 M) Desa Raja Basa pindah ke Way Pegadungan di wilayah Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, dan selanjutnya ada beberapa keluarga yang pindah menuju Way Sewikis dan Way Curup. Di Way Sewikis ini, mereka mendirikan desa baru yang bernama Desa Raja Basa Batanghari sekarang ini, sedangkan yang bermukim di Way Curup, mereka mendirikan desa baru yang sekarang bernama Desa Raja Basa Baru, Kecamatan Mataram.
Meski masyarakat Raja Basa telah banyak yang berpindah hingga membangun dua buah desa, yaitu Raja Basa Batanghari dan Raja Basa Baru, namun sebagian masyarakat masih tinggal di Way Pegadungan, terutama penyimbang-penyimbang (pemimpin adat) tuanya. Pada tahun 1908 M atau bertepatan dengan 13 Zulhijjah 1329 H, masyarakat yang masih berada di Way Pegadungan pindah lagi menuju ke Way Bagul yang dipimpin oleh Kepala Kampung yang pada waktu itu bernama Pengiran Sempurno Jayo. Seluruh masyarakat pindah ke Way Bagul dikarenakan penyimbang-penyimbang mereka kebanyakan berada di Way Bagul, maka yang tadinya bernama Desa Raja Basa diganti dengan nama Desa Raja Basa Lama. *** (140313)
Share:

3 komentar:

  1. ada smp negerikah di rajabasa lama itu gan

    BalasHapus
  2. ya..sejarah itu,jk tdk dijelaskan rincian dan tahap2 perjalanan nya ,akan menimbulkan pendapat yg tumpang tindih.

    BalasHapus
  3. Nenek moyang ku namanya raja basa... Beliau adalah pahlawan pada masa penjajahan melawan belanda..beliau hilang diculik tentara belanda, sampai saat ini kami belum tau tempat terakhir dia berada ataupun tempat makamnya.
    Terima kasih. ..

    Mungkin dengan adanya nama desa raja basa kita bisa mengaitkan sesejarah raja basa antara nama desa dengan nama moyangku itu...
    Terima kasih

    BalasHapus

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami