The Story of Indonesian Heritage

Stasiun Kereta Api Gubeng

Stasiun Gubeng terletak di Jalan Stasiun Gubeng, Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Stasiun ini merupakan stasiun yang paling besar dan utama yang berada di Kota Surabaya di bawah naungan PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 8, di samping Stasiun Pasar Turi dan Stasiun Kota. Stasiun Gubeng ini melayani keberangkatan kereta api (KA) dari Surabaya melewati jalur selatan menuju ke Bandung maupun Jakarta.
Saat ini Stasiun Gubeng memiliki 2 bangunan stasiun. Bangunan yang pertama menghadap ke barat (biasa disebut Stasiun Gubeng Lama) dan bangunan yang kedua, menghadap ke timur (biasa disebut Stasiun Gubeng Baru). Bangunan pertama dipergunakan bagi penumpang KA Ekonomi, dan bangunan kedua diperuntukkan bagi penumpang KA Bisnis maupun Eksekutif.


Berdasarkan sejarah yang ada, Stasiun Gubeng Lama didirikan oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwagen (SS) pada tahun 1878 guna mengangkut tentara Belanda yang akan dikirim ke berbagai daerah yang mengalami gejolak perlawanan dari kaum pribumi yang ada di Surabaya dan sekitarnya pada khususnya atau Pulau Jawa pada umumnya. Sehingga, stasiun ini merupakan gerbang untuk memobilisasi tentara Belanda ke sejumlah daerah atau mengirimkan bantuan pasukan untuk menumpas pemberontakan.
Bangunan Stasiun Gubeng Lama berasitektur gaya Indische yang ditandai dengan bangunan tembok tinggi kokoh yang pada pinggiran atapnya biasa diberi ornamen besi tempa, dan jendela yang besar-besar dan memakai jalusi besi.
Karakter arsitektur bangunan pintu utama Stasiun Gubeng Lama menampakkan kekokohannya namun terkesan terbuka karena di sampingnya berderet jendela-jendela lengkung yang berderet di sepanjang teras. Jendela-jendela tersebut juga dihiasi dengan jalusi ornamen berpola floral yang merupakan ciri seni dekorasi Art Noveau yang populer pada akhir abad 18.
Bangunan Stasiun Gubeng Lama ini pernah mengalami beberapa renovasi. Pada tahun 1905, atap peron direnovai, sedangkan pada tahun 1928, atap bangunan lobby utama juga direnovasi. Seiring perjalanan waktu, pada tahun 1990 ditambahkan bangunan baru di sisi timur rel yang lebih luas dengan arsitektur yang lebih modern untuk menampung lonjakan penumpang yang kian tahun semakin bertambah. *** [280813]
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami