Pulau
Lombok yang terkenal dengan gugusan pantainya yang permai serta Gunung Rinjani
yang menakjubkan, menyimpan kekayaan budaya yang lebih besar. Pulau ini
merupakan tempat terjadinya asimilasi budaya Jawa kuno, Hindu Bali, Islam,
serta kepercayaan animism yang berusia lebih tua. Percampuran kebudayaan ini
terejawantah pada kesenian dan berbagai bentuk kebudayaan yang ada di pulau
ini, termasuk tradisi tenun.
Lombok
Barat menyimpan pengaruh kuat dari Kerajaan Karangasem Bali pada abad ke-18.
Banyak orang Bali pindah ke Lombok membawa kebudayaan dan agama mereka. Hindu
Bali banyak dianut di Lombok. Orang Sasak, yang merupakan suku asli pulau
tersebut dan sebagian besar tinggal di daerah timur, kebanyakan adalah Muslim.
Umat Buddha, yang jumlahnya relatif lebih sedikit, tinggal di desa-desa di
Gunung Rinjani.
Penenun
Lombok memproduksi berbagai jenis tekstil, termasuk tenun ikat. Mereka
menggunakannya untuk keseharian maupun ritual tertentu. Tenun ikat dibuat
dengan pedal tenun (gedongan). Beberapa
jenis tenun ikat dipercaya memiliki kekuatan magis. Kain umbak, misalnya, kain tenun yang kasar, digunakan dalam berbagai
ritual dan dipercaya dapat menolak bala atau penyakit. Kain usap, kain tenun ikat dengan motif
geometris dan bunga di antara motif garis, berfungsi untuk menginformasikan
ketua adat bahwa ada anggota keluarga yang meninggal.
Tenun
ikat lain yang berfungsi dalam seremoni adalah kain umbak geringsingan, yang diberikan keluarga pengantin laki-laki
kepada pengantin perempuan setelah negosiasi disepakati. Kain ragi ketimbang komak merupakan pakaian
bermotif garis-garis yang digunakan dalam upacara pernikahan.
Kebanyakan
motif Lombok adalah geometri, bunga-bungaan, mawar, dan zig-zag. Karena
kedekatannya, pengaruh Bali juga terdapat dalam motif Lombok. Karenanya, ada
juga motif wayang di bawah sebuah pohon yang melambangkan harmoni. Figur wayang
ini juga kerap dipadukan dengan sosok manusia, merak, atau lumbung padi yang
kemudian menurunkan banyak makna.
Tenun
merupakan potensi lain Lombok yang akan amat mendukung sektor pariwisatanya.
Seiring dengan wisata Lombok yang kian berkembang, semoga kain tenun juga dapat
mengangkat nama Lombok sebagai pulau dengan kekayaan luar biasa. [*/NOV]
Sumber:
KOMPAS Edisi Jumat, 3 Agustus 2013 hal. 43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar