Sekitar
700 meter dari Istana Bogor terdapat sebuah bangunan yang menyimpan kisah
heroik dan memberikan sumbangsih besar terhadap kemerdekaan Republik Indonesia
(RI).
Bangunan
yang didirikan pada 1745 tentara het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger
(KNIL) Belanda ini mulanya digunakan sebagai salah satu markas tentara KNIL.
Setelah Jepang masuk ke Indonesia pada 1942, bangunan ini berubah fungsi
menjadi tempat pelatihan pasukan Pembela Tanah Air (Peta). Ketika dijadikan
tempat pelatihan, bangunan tersebut dinamakan Jawa Bo-ei Giyugun Kanbu
Resentai.
Karena
sepak terjangnya yang signifikan dan menentukan pada periode proklamasi
kemerdekaan 1945, Peta menjadi salah satu unsure penting sampai akhirnya
terbentuk Tentara Nasional Indonesia. Oleh karena itu, bangunan tempat dulu
tentara-tentara Peta ini latihan akhirnya diresmikan menjadi Museum Peta pada
18 Desember 1995 oleh presiden RI kala itu, Soeharto.
Seperti
umumnya museum sejarah, penyajian kisah-kisah perjuangan RI diperlihatkan dalam
bentuk diorama. Museum Peta memiliki 14 diorama yang menceritakan tentang
peristiwa pembentukan tentara Peta dan beberapa kontribusinya dalam proses
pergerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan.
Semua
diorama yang ditampilkan menarik. Beberapa di antaranya adalah kisah yang kita
kenal akrab sejak kecil dan sangat mengena. Misalnya, diorama keenam yang
mengisahkan peristiwa legendaries menjelang proklamasi yakni dibawanya
Soekarno-Hatta ke Rengkasdengklok oleh pasukan Peta dan sejumlah pemuda. Pada
waktu itu, para pemuda mendesak Soekarno-Hatta agar mau secepatnya
memproklamasikan kemerdekaan RI mengingat Jepang sudah dikalahkan oleh tentara
sekutu. Dilanjutkan dengan diorama ketujuh mengenai proklamasi kemerdekaan
Indonesia 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Akhir cerita
diorama ditutup oleh diorama keempatbelas tentang pemilihan Panglima Besar
Tentara Keamanan Rakyat (12 November 1945) yang akhirnya dipimpin Jenderal
Soediman.
Menyimak
berbagai kisah perjuangan meraih kemerdekaan yang dirangkai dalam
diorama-diorama di Museum Peta menumbuhkan perasaan bangga dalam dada setiap
anak bangsa. Kebanggaan terhadap para leluhur bangsa ini walau mengalami
kegagalan yang luar biasa sehingga dapat dijajah hingga ratusan tahun. Akan
tetapi, nyatanya masih banyak juga di antara para leluhur tersebut yang
mempunyai harga diri dan cinta Tanah Air sehingga berupaya dengan keras melawan
penjajahan. Selain itu, hal yang membuat terhormat adalah bangsa ini meraih kemerdekaannya
sendiri bukan pemberian dari pihak penjajah. [ACH]
Sumber:
KOMPAS
Edisi Jumat, 30 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar