Banyak
orang menganggap bahwa klenteng Kwan Sing Bio atau Guansheng Miao merupakan klenteng yang tertua di Indonesia.
Meskipun mitos ini belum pernah terbukti, tapi banyak orang Tionghoa percaya,
sehingga klenteng ini sekarang menjadi klenteng paling penting di Pulau Jawa.
Klenteng
Kwan Sing Bio terletak di Jalan Martadinata No. 1 Kelurahan Karangsari,
Kecamatan Kota Tuban, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. Lokasi klenteng ini
tepat berada di pinggir jalan raya pantura yang menghubungkan Jawa Tengah dan
Jawa Timur, dan menghadap ke Laut Jawa. Cukup mudah menuju ke klenteng ini
karena banyak angkutan umum yang melintasinya.
Klenteng Kwan Sing Bio merupakan tempat ibadah bagi penganut agama Buddha, Tao dan Konghucu, atau yang biasa dikenal dengan Tri Dharma. Tempat ibadah ini dipersembahkan kepada Dewa Kwan Kong. Selaras dengan hal itu, Kwan Sing Bio memiliki makna klenteng untuk memuja dan menghormati Dewa Kwan Kong. Ulang tahun dari dewa ini dirayakan pada tanggal 24 bulan keenam pada sistem penanggalan Tionghoa. Sehingga pada setiap tahun pada tanggal ini banyak peziarah dari seluruh Jawa datang ke Tuban untuk merayakan hari ulang tahun ini.
Sebelum
memasuki klenteng, terdapat sebuah gerbang yang sangat unik di mana di bagian atas
gerbang tersebut terdapat hiasan seekor kepiting yang berukuran sangat besar.
Mungkin hanya klenteng ini yang memiliki hiasan seperti itu di Indonesia.
Konon, kepiting yang menjadi ikon klenteng Kwan Sing Bio dibangun pada tahun
1973, berkaitan dengan sejarah awal dibangunnya klenteng ini. Karena dulunya
lokasi tempat dibangunnya klenteng ini merupakan areal tambak yang dihuni
banyak kepiting, dan setiap malam selalu keluar. Akhirnya, untuk mengenang
tempat awal didirikannya klenteng tersebut, digunakanlah hewan kepiting
tersebut sebagai hiasan di klenteng Kwan Sing Bio. Klenteng ini diperkirakan
didirikan pada tahun 1773, tapi inskripsi tertua yang terdapat di klenteng ini
berangka tahun 1871.
Bangunan utama klenteng Kwan Sing Bio terbagi menjadi 3 ruangan. Ruang pertama yang menempati bagian depan dipergunakan untuk membakar hio. Di situ, terdapat banyak lilin dari berbagai ukuran.
Ruang
kedua yang berada di bagian tengah diperuntukkan untuk melakukan sembahyang,
serta menaruh buah-buahan persembahan. Sedangkan, ruang ketiga yang ada di
bagian belakang terdapat arca atau patung Dewa Kwan Kong, dan arca-arca lain
yang dikeramatkan. Di depan patung Dewa Kwan Kong ini biasanya umat atau
pengunjung klenteng melakukan ritual jiam
sie untuk berbagai keperluan seperti kelancaran usaha, menerawang
peruntungan nasib dan jodoh serta lainnya. Pengunjung tidak diperbolehkan
memotret di daerah ini.
Di
halaman belakang klenteng Kwan Sing Bio terdapat bangunan megah laksana Kaisar
dari Tiongkok. Istana itu dilengkapi dengan gerbang, kolam, jembatan kelok
Sembilan, gazebo, dan lainnya. Bila Anda di sini, seolah-olah sedang berada di
Negeri China.
Kompleks
klenteng ini memiliki luas areal sekitar 4 – 5 hektar dengan berbagai bangunan
dan fungsi yang menjadikan klenteng ini dikenal sebagai klenteng terbesar, dan
indah arsitekturnya di Indonesia. Didominasi warna merah, kuning dan hijau yang
terang pada bangunannya dengan banyak hiasan naga, lampion, dan lilin berbagai
ukuran menambah keindahan klenteng tersebut.
Pada
hari ulang tahun klenteng tersebut yang terjadi pada setiap tahun, diadakan
upacara-upacara yang dihadiri oleh banyak penganutnya dari seluruh tanah air.
Di antaranya dengan melepaskan kura-kura sebagai lambang rezeki dan panjang
umur di laut lepas. *** [210913]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar