Desa
Landungsari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang, Provinsi Jawa Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa dataran
tinggi, yaitu antara 540- 700 meter di atas permukaan air laut. Berdasarkan keadaan
data BPS Kabupaten Malang, curah hujan rata-rata mencapai 300 mm.
Berdasarkan
data administrasi pemerintahan Desa Landungsari tahun 2010, jumlah penduduknya
adalah 9.122 orang dengan jumlah 2.161 KK dengan luas wilayah 499 hektar. Desa
Landungsari terdiri atas tiga dusun, yaitu Dusun Rambaan, Dusun Bendungan, dan
Dusun Klandungan. Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani
yang didukung oleh lingkungan alam yang menopang pertanian, di samping ada juga
yang menjadi PNS.
Jarak
tempuh Desa Landungsari ke ibu kota Kecamatan Dau yaitu sekitar 2 kilometer.
Sedang jarak ke ibu kota Kabupaten Malang adalah sekitar 35 kilometer.
Secara
administratif, Desa Landungsari dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di
sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota
Malang. Di sebelah barat berbatasan dengan Desa Mulyoagung. Di sisi selatan
berbatasan dengan Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang,
sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Kelurahan Tlogomas, Kecamatan
Lowokwaru, Kota Malang.
Dalam
Profil Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang Tahun 2011, diceriterakan
bahwa pada zaman dahulu daerah ini masih berupa hutan belantara yang kemudian
datanglah seseorang tokoh dan melakukan babat
alas, bersama keluarga dan kerabatnya hingga perkembangannya menjadi sebuah
perkampungan atau pedesaan. Pembukaan alas
pertama dimulai dari Dusun Bendungan yang pada saat itu dikenal tanahnya subur
karena dilalui oleh 2 sungai. Sungai tersebut dibendung untuk mengairi tanah
pertanian di dusun tersebut. Berkat adanya bendungan air yang dapat mengairi
sawah untuk pertanian itulah dinamakan Dusun Bendungan. Lalu, babat alas meluas
ke daerah utara yang disebut Rambaan. Kemudian diteruskan atau “ngelandungno” babat alas ke selatan yang akhirnya menjadi tambah luas (landing), dan disebut dengan Klandungan.
Akhirnya orang tersebut meninggal dan dimakamkan di Dusun Klandungan, dan
sebagai tetenger makam tersebut
dinamakan Makam Ki Ageng Mbah Doko Wono. Sampai saat ini tidak diketahui secara
jelas dari berbagai sumber asal usul Ki Ageng Mbah Doko Wono tersebut, keluarga
dan kerabatnya. Di samping itu belum diketahui pula sejak tahun berapa Desa
Landungsari ini berdiri. Nama desa Landungsari sendiri oleh sesepuh desa pada
umumnya diartikan “Landung sama
dengan panjang, sari adalah inti atau
madu, dan dapat diartikan panjang
penggalihe, punjung rejekine”. Adapun yang menjadi kepala desa yang pertama
adalah Denan (1920-1924). ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar