Secara
administratif, Stasiun Kereta Api Madiun terletak di Jalan Kompol Sunarnyo No.
6A Kelurahan Madiun Lor, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Provinsi Jawa
Timur, atau tepatnya berada di sebelah selatan PT. INKA.
Stasiun
yang berketinggian +63 meter di atas permukaan laut ini menjadi pusat Daerah
Operasi (DAOP) 7 dan merupakan stasiun besar yang melayani perjalanan kereta
api ke sejumlah tujuan, baik jalur utara maupun jalur selatan.
Sejak
di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram, Madiun merupakan tempat yang ramai karena
lokasinya yang strategis. Pada tahun 1832, Kota Madiun dikuasai oleh pemerintah
Hindia Belanda. Semenjak itu, Kota Madiun menjadi wilayah berstatus
karesidenan, dan menjadi tempat tinggal orang-orang Belanda maupun Eropa
lainnya, terutama yang bekerja di bidang perkebunan dan perindustrian. Karena
Madiun dijadikan sebagai lokasi pengembangan berbagai perkebunan dan pabrik di
sekitar kota ini, utamanya adalah perkebunan tebu dengan pabrik gula,
perkebunan the, kopi, tembakau dan lain-lain.
Berkembangnya perkebunan dan pabrik pengolahan hasil perkebunan membawa akibat pada kebutuhan sarana pengangkutan, dalam hal ini kereta api menjadi pilihan yang paling efisien. Jaringan rel kereta api mulai dibangun di Kota Madiun oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS) sekitar 1885, dan mulai beroperasi pada tahun 1897. Pada awalnya, jalur kereta api yang dibangun ini merupakan jalur kereta api tebu. Lalu, jalur tersebut dintegrasikan dengan jalur kereta api Madiun-Ponorogo-Slahung (45 kilometer) yang sejak 1983 relnya dinonaktifkan, dan terdapat juga percabangan rel menuju Stasiun Cepu yang melewati hutan di daerah Bojonegoro. Sedangkan jalur barat menuju ke Solo.
Selang setahun kemudian juga dibangun sebuah Balai Yasa Lokomotif Uap yang terletak di sebelah utara stasiun ini. Pada Oktober 1898, stasiun ini mulai dioperasikan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Setelah
jalur kereta api dirasa padat dan ramai, maka sekitar 1930 dilakukan renovasi
stasiun agar lebih representatif sesuai ukuran zaman ketika itu. Bangunan
Stasiun Madiun merupakan hasil rancangan Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels,
seorang arsitek kelahiran Tulungagung, 8 September 1882. Sebelumnya, Ghijsels
selama tiga tahun (1926-1929) juga menangani renovasi Stasiun Beos Jakarta Kota
dengan rancangan Art Deco-nya.
Stasiun
Besar Madiun berupa stasiun satu sisi dengan bangunan utama terletak sejajar
dengan rel dan emplasemen. Sebagian besar bangunan stasiun, baik bangunan utama
maupun emplasemen telah mengalami renovasi sehingga penampilan keseluruhan
stasiun ini bersuasana cukup modern.
Pada
ruang peron terlihat sedikit sisa elemen bangunan lama yang berupa pintu besar
berbentuk persegi. Dinding bagian bawah dilapis dengan marmer agar tidak mudah
kotor dan lebih mudah dibersihkan, mengingat fungsinya sebagai ruang publik.
Lobby
utama stasiun ini terkesan luas karena langit-langit dibuat tinggi. Ruang loket
penjualan ticket menampilkan suasana yang sama dengan lobby, tetapi terlihat
lebih akrab dengan ketinggian langit-langit yang lebih rendah.
Bangunan emplasemen berupa struktur atap pelana bentang lebar dengan kuda-kuda baja dan penutup atap seng gelombang menaungi dua jalur lintasan rel dan peron. Puncak atap sedikit diangkat sehingga menciptakan lubang yang berfungsi sebagai ventilasi agar ruang di bawahnya terasa sejuk. Bentuk kuda-kuda yang sederhana dan efisien menunjukkan bahwa bangunan ini merupakan bangunan yang relative masih baru.
Meskipun
demikian, konstruksi kolom penyangga bangunan emplasemen yang terbuat dari besi
menunjukkan adanya sisa dari bangunan lama yang menjadi ciri konstruksi yang
dibangun pemerintah Hindia Belanda pada awal abad 20. Ciri itu terlihat dari
bentuk kolom besi berprofil segi delapan yang diameternya semakin ke atas
semakin kecil, serta bentuk konsol besi dengan ornamen lingkaran yang
sesungguhnya merupakan bagian dari penguat konsol tersebut.
Pada
tahun 1979, hampir semua lokomotif uap sudah tidak dioperasikan lagi setelah
adanya lokomotif diesel hidrolik. Lokasi Balai Yasa Lokomotif Uap akhirnya
dialihfungsikan pada tahun 1981 dengan didirikannya PT. INKA. PT. INKA
merupakan perusahaan pembuat gerbong dan kereta api penumpang yang kemampuan
teknologinya sudah baik dan memiliki fasilitas yang modern. Sekarang perusahaan
ini menjadi perusahaan skala besar dan satu-satunya di Asia Tenggara yang
bergerak di bidang perkeretaapian sehingga produknya sudah dikenal di
mancanegara. *** [030214]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar