Wastra, sebetulnya adalah kata serapan
dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti sehelai kain yang dibuat secara
tradisional dan terutama juga digunakan dalam matra tradisional. Salah satu
jenis wastra adalah batik.
Batik
kraton adalah wastra batik dengan
pola tradisional, terutama yang semula tumbuh dan berkembang di kraton-kraton
Jawa. Tata susunan ragam hias dan pewarnaannya merupakan paduan mengagumkan
antara matra seni, adat, pandangan hidup, dan kepribadian lingkungan yang
melahirkannya, yaitu lingkungan kraton.
Pada
awalnya, pembuatan batik kraton secara keseluruhan yaitu mulai dari penciptaan
ragam hias hingga pencelupan akhir, kesemuanya dikerjakan di dalam kraton dan
dibuat khusus hanya untuk keluarga raja. Seiirng dengan kebutuhan wastra batik
di lingkungan kraton yang semakin meningkat, maka pembuatannya tidak lagi
memungkinkan jika hanya bergantung kepada putri-putri dan para abdi dalem di kraton, sehingga di atasi
dengan pembuatan batik di luar kraton oleh kerabat dan abdi dalem yang bertempat tinggal di luar kraton.
Selain
indah, terasa ada misteri di balik kain batik itu. Setiap motif di dalamnya
seperti ajaran sikap hidup manusia. Setiap kraton akan mempunya corak dan motif
khas dalam pembuatan batiknya. Perbedaan utamanya biasanya terletak pada
bentuk, ukuran, patra dan nuansa warnanya.
Kain
batik Kraton Cirebon, misalnya, didominasi warna putih dengan tema kehidupan
kelautan dan kerajaan. Tak jarang terlihat motif kereta pusaka, anjing
berkepala singa penjaga kerajaan, dan mega mendung. Motif itu menggambarkan
kondisi kehidupan kelautan dan kerajaan yang erat di Cirebon.
Motif
itu dipengaruhi oleh Tiongkok karena menurut sejarahnya Sunan Gunung Jati,
penguasa Cirebon kala itu, memiliki istri seorang Tionghoa. Batik Kraton
Cirebon diperkirakan berasal dari abad ke-15.
Kain
batik dari Kraton Solo (Kasunanan dan Mangkunegaran) dan Yogyakarta (Kasultanan
dan Pakualaman) lebih didominasi warna coklat dan kuning (sogan). Motif umum batik dari kedua kraton itu adalah parang dan
kawung, yang dipakai oleh keluarga kerajaan. Motif batik dari Solo dan
Yogyakarta juga lebih dekat pada tema agraris meski kemudian berkembang dengan
motif aneka rupa.
Batik
dari Kraton Madura didominasi tema laut dengan warna tegas dan berani, seperti
merah dan hijau. Warna ini dinilai seiring dengan budaya dan sikap hidup warga
Madura yang cenderung tegas dan berani.
Lembut dan bagus
Batik
dari kraton itu istimewa karena secara kualitas bahan dan motifnya sangat
lembut dan bagus. Batik kraton lazimnya tak dibuat untuk mengejar nilai
ekonomis. Batik ini dibuat untuk kebutuhan kerajaan, dengan motif tak jauh dari
kerajaan, digunakan oleh keluarga kerajaan, atau dibuat oleh rakyat, tetapi
khusus disimpan untuk dipersembahkan bagi raja. Batik ini bukan untuk kepentingan
komersial, melainkan lebih untuk kepuasan jiwa pembuatnya.
Kualitaslah
yang membedakan batik kraton itu dengan batik pada umumnya. Namun, meski setiap
batik kraton itu berbeda motif dan tema, secara umum mengajarkan satu hal sama,
yaitu tentang kehidupan. ***
Kepustakaan:
KOMPAS Edisi Selasa, 15 April 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar