Keberadaan
umat Katholik di Kota Bogor telah ada sejak abad ke-18. Hal ini ditandai dengan
berdirinya bangunan peribadatan yang terletak di Jalan Kapten Muslihat No. 22
Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Bangunan peribadatan tersebut dikenal dengan nama Gereja Katedral. Lokasinya
berada satu lokasi dengan pastoran (pastorij)
yang tidak begitu jauh dengan Balai Kota Bogor.
Awalnya,
lahan Gereja Katedral ini merupakan lahan yang dibeli oleh Mgr. Adamus Carolus (A.C) Claessens pada
tahun 1881, yang kemudian didirikan sebuah panti asuhan yang diberi nama
Vincentius pada tahun 1886. Lalu, pada tahun 1896 salah seorang keponakan A.C.
Claessens, yaitu M.Y. Dominikus Claessens, mendirikan sebuah gereja untuk umat Katholik.
Semula bangunan gereja itu masih menyatu dengan bangunan umum lainnya yang dapat digunakan untuk aula. Akan tetapi, seiring semakin bertambahnya umat yang beribadat di gereja tersebut sehingga diperlukan gereja tersendiri yang lebih besar agar bisa menampung umatnya dalam beribadah. Pada tahun 1905 dibangunlah sebuah katedral seperti yang terlihat sekarang, sedangkan gereja lama digunakan untuk pertemuan.
Di
lahan itu pula, pada tahun 1926 oleh Ny. Schmutzer-Hendriks didirikan sebuah
yayasan yang bernama Katholeke Jeugde
Organitatie (KJO) untuk menampung kegiatan kepemudaan. Yayasan ini kemudian
diubah namanya menjadi Budi Mulia.
Di dalam kompleks lahan pekarangan yang dibeli A.C. Claessens ini sekarang meliputi Gereja Katedral, Pastoran, Seminari, Sekolah, dan Bruderan Budi Mulia. Luas bangunannya sekitar 1.248 m² yang berdiri di atas lahan seluas 2.937 m².
Terkait
gereja, bangunannya berdenah persegi panjang dengan bagian kiri depan gereja
terdapat menara. Pintu gereja berbentuk setengah lingkaran dan terdapat geometrik
pada daun pintunya serta di atasnya terdapat patung Bunda Maria. Jendela gereja
berbentuk persegi panjang dan tinggi dengan berbagai hiasan dalam kacanya.
Sedangkan, pada bagian atas atap gereja maupun menara terdapat tanda salib.
Keunikan
bangunan gereja ini bisa disimak dari sisi kiri dan kanan. Dari tampak samping
tersebut, terlihat dengan jelas bahwa bangunan gereja ini ternyata memiliki
kerangka atap sebanyak tujuh berbentuk meruncing (kerucut), dan masing-masing
sisi pada setiap kerangkanya terdapat jendela dengan hiasan kaca yang lumayan
tinggi.
Bangunan
gereja ini memiliki dua lantai dengan struktur beton yang kuat yang lantainya
terbuat dari bahan tegel, dan dindingnya terbuat dari bata dengan dicat warna
putih, yang memberi kesan kemegahan akan bangunan gereja ini. *** [120514]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar