Pada
mulanya kawasan Empang merupakan bagian dari sebuah alun-alun luar Kota Pakuan
yang membentang dari tepi Sungai Cisadane sampai ke Cipakancilan. Sejak masa
pemerintahan Hindia Belanda, kawasan Empang mulai membentuk pola-pola ruang
yang menjadi dasar perkembangan kawasan selanjutnya. Tahun 1754, Pemerintah
Kolonial Belanda menjadikannya sebagai pusat Pemerintahan Karesidenan Kampung
Baru. Kebijakan wijkenstelsel
mengkhususkan kawasan ini sebagai pemukiman bagi masyarakat etnis Arab.
Sebagai
pemukiman Arab (Arabische Kamp),
membawa konsekuensi bahwa kawasan Empang akhirnya menjadi pusat penyebaran
agama Islam di Bogor. Salah satu tokoh penting yang memiliki pengaruh dalam
penyebaran agama Islam adalah Habib Abdullah bin Mukhsin al-Athas, sosok mulia
dari Hadramaut, Yaman Selatan.
Beliau membangun masjid di atas tanah rawa yang berjarak 100 meter ke arah timur Masjid Empang At-Thohiryah atau dulu dikenal sebagai Masjid Kabupaten, atau Masjid Agung Empang (Masjid At-Thohiryyah). Masjid yang dibangun oleh Habib Abdullah bin Mukhsin al-Athas pada tahun 1828 ini, awalnya dikenal dengan nama Masjid An-Nur. Kemudian pada tahun 1901, masjid ini berganti nama menjadi Masjid Noer Al Athas. Tapi karena pendiri masjid ini dikenal akan kewaliannya dengan sejumlah karomah yang dimilikinya maka masyarakat sekitar mengenalnya sebagai Masjid Keramat Empang.
Masjid
Noer Al Athas ini terletak di Jalan Lolongok, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor
Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi masjid ini tidaklah terlalu
jauh dengan Masjid Empang At-Thohiriyyah.
Bangunan
masjid ini memiliki gaya arsitektur yang khas karena mengadopsi bentuk masjid
yang terdapat di Yaman, terutama bentuk menara masjidnya yang memiliki
kemiripan dengan menara Masjid Nur di Tarim, Yaman. Hanya saja Masjid Noer Al
Athas tidak digunakan untuk shalat Jumat karena jaraknya yang begitu dekat
dengan Masjid Empang At-Thohiriyyah.
Setelah
Habib Abdullah bin Mukhsin al-Athas wafat pada tanggal 29 Dzulhijjah 1351 H,
dibuatlah cungkup di sebelah barat masjid. Di dalam cungkup tersebut terdapat
tujuh makam yang merupakan makam dari Habib Abdullah bin Mukhsin Al Athas, lima
orang putranya, dan seorang murid kesayangan beliau. Keberadaan makam Habib
Abdullah bin Mukhsin Al Athas menarik banyak peziarah dari luar Bogor
berdatangan ke kawasan Empang, dan sekaligus menikmati keindahan bangunan
masjid ini. *** [210514]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar