Berkeliling
alun-alun Kota Jember memberi kesan filosofis tersendiri. Sebagai salah satu
ciri pusat kota maupun pusat pemerintahan di Jawa, alun-alun menjadi simbol
akan eksistensi sebuah daerah tersebut di mana lazimnya di sekitarnya dibangun
gedung pemerintahan maupun masjid. Termasuk juga Jember, di mana di sebelah
selatan alun-alun terdapat Kantor Bupati Jember, dan di sebelah barat alun-alun
berdiri masjid yang memiliki arsitektur yang khas.
Masjid
tersebut adalah Masjid Jamik Al Baitul Amien, yang terletak di Jalan Sultan
Agung No. 2 Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember,
Provinsi Jawa Timur. Lokasi masjid ini berseberangan jalan dengan lokasi Masjid
Jamik Al Baitul Amien yang baru.
Berhubung
terdapat dua bangunan masjid yang mempunyai nama yang sama, yaitu Masjid Jamik
Al Baitul Amien, sesuai dengan fokus dalam Kekunaan maka yang akan dibicarakan
di sini adalah Masjid Jamik Al Baitul Amien yang lama yang menghadap ke Jalan
Kartini. Dulu, lokasi masjid ini merupakan pendopo Distrik Jember masa Hindia
Belanda. Kemudian atas inisiatif Patih Jember kala itu, Raden Pandji
Koesoemonegoro, bangunan pendopo yang dibangun sebelum tahun 1883 tersebut
dibongkar dan di atasnya didirikan Masjid Jamik yang pertama di Jember pada 19
Desember 1894.
Setelah
dinaikkan statusnya menjadi kabupaten, Jember memiliki seorang bupati untuk
kali pertamannya, yaitu Raden Tumenggung Ario Notohadinegoro, yang diangkat
pada tanggal 17 September 1928. Pada tahun itu pula, Notohadinegoro menyatakan bahwa
arah kiblat Masjid Jamik Jember tersebut dianggap salah atau tidak tepat.
Kemelesetan arah mengalami penyimpangan sekitar 24 derajat.
Berdasarkan pertimbangan akan kekeliruan arah kiblat tersebut, Bupati Notohadinegoro memprakarsai pemugaran masjid yang telah ada sebelumnya. Lalu, pada awal Maret 1936, Patih Jember Atmosoedirdjo ditunjuk untuk mengepalai dalam pemugaran masjid tersebut. Dengan dibantu Wedana Kota, dan para penghulu, Patih Jember mengumpulkan para ulama yang ada di Jember kala itu untuk berbagi peran dalam pembangunan masjid tersebut.
Masjid
lama dibongkar dan diratakan dengan tanah. Peletakkan batu pertama dalam
pembangunan masjid yang baru kala itu pada tanggal 22 Maret 1936, dan dapat
diselesaikan sesuai kontrak dengan kantor arsitek Soegarda dalam jangka waktu 6
(enam) bulan karena banyaknya dukungan yang mengalir dalam pembangunan masjid
tersebut, diantaranya dari pihak NV. Landbouw Maatschappij Oud Djember (NV.
LMOD).
Masjid
yang berdiri di atas sebidang tahah Eigendom
verponding No. 981dengan luas 2.760 m² ini memiliki ketinggian 20
meter. Menurut berita dari Koran Soerabaiasch Handelsblad, Dinsdag – 28 April
1936 yang berjudul “Djember Nieuwe Moskes”
yang telah diterjemahkan oleh Y. Setiyo Hadi, gaya arsitektur bangunan masjid
tersebut merupakan gabungan atau kombinasi dari yang lama dan model yang baru.
Bagian depan masjid sampai kantor disebut dengan Mozes-Stijl (Gaya Musa), sedangkan bagian samping (sisi utara,
ruang utama) memakai Dudok-Stijl
(Gaya Dudok).
Masjid
ini pernah mengalami renovasi pada tahun 1939 dan 1973, akan tetapi dari
pemugaran Masjid Jamik yang kedua ini sampai sekarang masih mempertahankan
bentuk aslinya. Masjid ini sekarang dikelola oleh Yayasan Masjid Jamik Al
Baitul Amien berdasarkan akta notaris No. 97
Tahun 1993 jo No. 22 Tahun 1976.
Seiring
perkembangan Kota Jember, Masjid Jamik ini dirasa sudah tidak mampu lagi
menampung jamaah di kala hari Jumat. Hampir setiap Jumat, jamaahnya meluber
sampai berada di bawah pohon asam di timur Jalan Kartini. Akhirnya, timbul
gagasan untuk memperluas masjid ini. Namun, karena keterbatasan lahan dan sudah
tidak bisa diperluas lagi, maka dibangunlah Masjid Jamik yang baru di seberang
jalan dari Masjid Jamik lama pada tahun 1976.
Sekarang,
Masjid Jamik yang lama sudah tidak digunakan lagi untuk jamaah secara umum.
Masjid ini sekarang menjadi masjid untuk beribadah bagi peserta didik dari
sekolah yang dikelola oleh Yayasan Masjid Jamik Al Baitul Amien yang berada
satu halaman dengan Masjid Jamik lama. ***
[100814]
Kepustakaan:
https://id-id.facebook.com/baitulamin/info
http://tentangkotajember.blogspot.com/2013/07/pembangunan-masjid-jamik-lama-jember-di.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar