Senangnya
hati ini berkesempatan keliling Bali. Berawal dari adanya hajatan pernikahan
seorang teman kantor, terciptalah gagasan menarik dari Kantor Regional Economic Development Instute
(REDI) untuk refreshing bagi
karyawan-karyawannya, dan gratis pula.
Pada
saat di Bali, kita dipandu oleh Event
Organizer (EO) dari hotel tempat kita menginap. Sehingga, para karyawan
REDI merasa senang dibuatnya. “Dari ketidaktahuan menjadi ketahuan,” kilah
salah seorang teman yang duduk di bagian belakang dari Bus Pariwisata yang kita
tumpangi.
Tujuan
pertama kita di Bali adalah mendatangi hajatan teman yang sedang prosesi
pernikahan di daerah Seririt, Kabupaten Buleleng. Sekitar sejam mengikuti
prosesi pernikahan teman sekantor, perjalanan dilanjutkan ke Bedugul.
Bedugul
adalah salah satu kawasan obyek wisata Bali yang banyak dikunjungi oleh
wisatawan domestik maupun mancanegara. Lokasinya yang berada di dataran tinggi
menawarkan geografis perbukitan dengan cuaca yang sejuk, kurang lebih 18ᵒC
- 22ᵒC,
menjadikan Bedugul menjadi salah satu tujuan wisata yang cukup menarik di Bali.
Bukan hanya itu, di daerah Bedugul terdapat kawasan wisata yang cukup ramai
menjadi destini wisata, yaitu salah satunya adalah Kawasan Wisata Ulun Danu
Beratan.
Kawasan Wisata Ulun Danu Beratan terletak di jalur jalan provinsi yang menghubungkan Denpasar dengan Singaraja. Lokasinya berada di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Jaraknya kurang lebih 45 km dari pusat kota Kabupaten Tabanan dan 70 km dari Denpasar, Ibu Kota Provinsi Bali.
Sesuai
nama kawasan wisatanya, daya tarik utama bagi wisatawan adalah adanya sebuah
danau yang dikenal dengan Danau Beratan, atau biasa juga dikenal oleh
masyarakat setempat dengan sebutan Danau Bedugul.
Danau Beratan merupakan salah satu danau di Pulau Bali yang memiliki luas genangan 3,85 km², panjang danau sekitar 7,5 km, lebar 2,0 km, kedalaman maksimum sekitar 20 m serta berada di ketinggian 1.231 m di atas permukaan laut. Volume tamping air Danau Beratan adalah sebesar 49, 22 juta m³ dengan luas daerah tangkapan air seluas 13,40 km² (BPS Provinsi Bali, 2010).
Danau
Beratan tergolong danau kaldera dengan sistem perairan yang tertutup (enclosed lake), yang secara alamiah
terdapat pada kawasan ekosistem dengan bentuk wilayah yang bergunung pada
tingkat kemiringan lereng 30%-60%.
Danau
Beratan terbentuk karena adanya aktivitas vulkanik. Konon, Danau Beratan ini
awalnya merupakan danau terbesar di Pulau Bali. Akan tetapi ketika terjadi
gempa bumi yang sangat dahsyat pada masa silam, akhirnya Danau Beratan ini
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Beratan, Tamblingan, dan Buyan. Semenjak itu,
Danau Beratan menjadi danau terbesar kedua di Pulau Bali setelah Danau Batur
kemudian disusul oleh Danau Buyan.
Nama “Beratan” diambil dari kata “Brata” yang berarti mengendalikan diri dengan menutup Sembilan lubang kehidupan. Kata “Brata” dapat dijumpai dalam istilah “Tapa Brata” yang berarti bersemedi atau bermeditasi untuk mencapai ketenangan agar dapat manunggal dengan alam dan berkomunikasi dengan Yang Maha Gaib.
Istilah
tersebut menjadi signifikan, setelah menyaksikan bahwa di tepi Danau Beratan
berdiri sebuah bangunan pura yang digunakan oleh umat Hindu untuk melakukan
peribadatannya. Pura tersebut dikenal dengan Pura Ulun Danu Beratan. Pura ini
dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai tempat bersemayamnya Sang Hyang Dewi
Danu atau Dewi Sri sebagai dewi kesuburan, sehingga pura ini didirikan untuk
memuja Dewi Danu. “Danu” sendiri adalah bahasa lokal Bali yang berarti “Danau”.
Pura ini biasa digunakan oleh masyarakat Bali sebagai tempat menghaturkan
sesaji atau bersemedi.
Berdasarkan
Lontar Babad Mengwi, Pura Ulun Danu Beratan dibangun pada tahun 1556 Çaka (1634 M) oleh I Gusti Agung
Putu yang bergelar I Gusti Agung Sakti. Namun ada juga yang meragukan dengan
tahun pendirian tersebut. Hal ini disebabkan dengan ditemukannya sebuah
sarkofagus dan papan batu yang berada di sebelah kiri halaman depan pura
tersebut yang diperkirakan berasal dari kebudayaan megalitik sekitar tahun 500
M. Akan tetapi, yang jelas pura ini sudah berumur ratusan tahun lebih.
Pura
Ulun Danu Beratan terdiri dari 4 bangunan suci, yaitu: Pura Lingga Petak dengan
3 tingkat meru sebagai tempat
pemujaan bagi Dewa Siwa, Pura Penataan Puncak Mangu dengan 11 tingkat meru sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu,
Pura Terate Bang sebagai pura utama, dan Pura Dalem Purwa sebagai tempat
pemujaan kepada Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Trimurti guna
memohon kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan.
Selain
itu, pengunjung Kawasan Wisata Ulun Danu Beratan bisa berkeliling sejenak
dengan menggunakan boat yang tersedia
di kawasan tersebut. Sensasi lainnya, adalah adanya taman yang melingkungi
kawasan tersebut sehingga pengunjung bisa betah berlama-lama di kawasan ini
sambil bercengkerama dengan teman dan keluarga. *** [111004]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar