Setelah
puas menikmati daya tarik wisata Ulun Danu Beratan, bersama rombongan REDI, bus
pariwisata diarahkan menuju ke Pura Tanah Lot. Seperti diketahui, di berbagai
tempat di Bali banyak ditemukan pura sebagai tempat persembahyangan umat Hindu.
Banyak kalangan spiritual menjadikan pura di Bali sebagai salah satu tempat
untuk berkunjung dan melakukan persembahyangan (Tirta Yatra), karena aura magis dari pura di Bali itu sendiri.
Pemandu
wisata yang menjadi satu paket dengan bus pariwisata bookingan REDI, sengaja memilihkan destini Pura Tanah Lot bukan
asal comot saja. Pura ini begitu terkenal, tidak hanya di Bali, Nusantara
bahkan hingga mancanegara. Keindahan Pura Tanah Lot dan alam sekitar
lingkungannya sangat mempesona dan eksotis, terlebih saat matahari menjelang
terbenam (sunset).
Pura
Tanah Lot terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan,
Provinsi Bali. Lokasi pura ini berjarak sekitar 33 km di sebelah barat Kota
Denpasar atau berjarak sekitar 11 km di sebelah selatan Kota Tabanan.
Keistimewaan Pura Tanah Lot semakin menonjol, terlebih lagi jika dikaitkan dengan sejarah berdirinya Pura Tanah Lot tersebut berkaitan dengan perjalanan suci (Dharmayatra) Danghyang Dwijendra atau yang pada waktu walaka bernama Danghyang Nirartha dalam proses penyebaran agama Hindu di Bali.
Danghyang
Nirartha adalah seorang baghawan yang
hidup pada masa Kerajaan Majapahit yang berkeliling Pulau Bali pada sekitar
tahun 1489. Sang baghawan tiba di
Bali melalui Blambangan pada abad ke-15, dan disambut dengan baik penguasa Bali
pada waktu itu, yaitu Raja Dalem Waturenggong. Ketika melakukan dharmayatra untuk mengajarkan agama
Hindu hingga ke pelosok, beliau sempat berhenti dan beristirahat. Tempat
berhenti tersebut berada di sebuah pulau kecil yang berdiri di atas batu
karang.
Tak
lama setelah Danghyang Nirartha beristirahat, berdatanganlah para nelayan
dengan membawa berbagai persembahan untuk beliau. Kemudian pada malam harinya,
Sang baghawan berkenan memberikan
nasihat keagamaan seperti kebajikan dan susila kepada masyarakat desa yang
datang menghadap, dan beliau menasihati kepada masyarakat desa untuk membangun parahyangan di tempat itu, karena
getaran batin (wisik) beliau serta
adanya petunjuk gaib bahwa tempat itu baik digunakan sebagai tempat untuk
memuja Sang Hyang Widhi. Kemudian,
setelah Danghyang Nirartha meninggalkan tempat itu, dibangunlah sebuah bangunan
suci di atas batu karang yang berada di tengah laut. Dari sinilah nama Tanah
Lot diambil. Tanah Lot terdiri atas dua kata, yaitu tanah dan lot. Pengertian
tanah di sini, oleh masyarakat
setempat diartikan sebagai batu karang yang menyerupai pulau kecil (gili), sedangkan lot berarti laut. Sehingga, nama Pura Tanah Lot diartikan sebagai
tempat pemujaan (pura) yang dibangun
di atas tanah di tengah laut.
Di kompleks pura yang berada di tengah laut tersebut, terdapat beberapa pelinggih seperti meru tumpang tujuh yang diperuntukkan sebagai tempat pemujaan bagi Dewa Baruna. Masyarakat Bali kerap menyebutnya dengan Bhatara Segara atau Dalem Tengahing Samudra. Sedangkan meru tumpang tiga digunakan untuk memuja Danghyang Nirartha atas jasa beliau dalam mengembangkan dan mengajarkan agama Hindu di daerah ini.
Di
bawah Pura Tanah Lot terdapat sebuah ceruk menyerupai goa yang mana di dalamnya
bisa ditemukan mata air tawar yang disucikan, karena meski persis berada di
bawah pura yang berada di tengah laut namun rasanya tetap tawar. Banyak
pengunjung yang berusaha masuk ke dalam goa tersebut sekadar untuk membasuh
muka yang diyakini dapat menyebabkan awet muda hingga bisa memberikan
keselamatan serta keberuntungan.
Tepat
di seberang goa ini, pengunjung juga bisa menemukan sebuah goa lain yang dihuni
oleh ular laut berwarna hitam dengan belang putih di tubuhnya. Masyarakat desa
setempat percaya bahwa ular-ular tersebut merupakan jelmaan dari selendang
Danghyang Nirartha yang bertugas untuk menjaga Pura Tanah Lot ini.
Selain
bisa mendengarkan kisah keberadaan pura ini, pengunjungnya juga dapat
menyempatkan diri untuk melihat maupun membeli souvenir khas Bali di deretan
kios sebelum menuju Pura Tanah Lot ini. ***
[111014]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar