Sisi
menarik lain dari alun-alun Kota Magelang, tidak hanya menyediakan ruang
terbuka yang berfungsi sebagai taman kota namun juga meninggalkan jejak
aristektur bangunan yang megah nan menjulang. Bangunan yang menjadi penanda
yang khas keberadaan alun-alun tersebut adalah sebuah tower untuk menampung
air, atau yang biasa dikenal dengan menara air.
Menara
air ini terletak di sudut pertemuan antara Jalan Alun-alun Utara dengan Jalan Alun-alun Barat, Kelurahan
Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
Lokasi menara air ini berada di pojok barat laut dari alun-alun, atau
berdekatan dengan GPIB Magelang.
Menara
air yang dulunya dikenal dengan nama Watertoren
te Magelang ini mulai dibangun pada tahun 1916 dan mulai beroperasi sejak
Mei 1920. Sang arsitek dibalik megahnya bangunan menara air ini adalah Ir.
Herman Thomas Karsten. Karsten adalah arsitek lulusan Technische Hoogeschool di Delft yang disandangnya pada tahun 1908.
Karsten dilahirkan pada 22 April 1884 di Amsterdam. Ayahnya, seorang
profesor dalam ilmu filsafat dan wakil
ketua Chancellor (Pembantu Rektor atau Direktur) sedang ibunya berasal dari
Jawa Tengah. Pada tahun 1921, Karsten menikahi Soembinah, anak perempuan
seorang lurah di Dieng, Mangunredjo.
Menara air ini memang dirancang oleh Thomas Karsten sebagai tempat penampungan untuk mencukupi kebutuhan air masyarakat Kota Magelang dan sekaligus berfungsi untuk mendistribusikan air minum bagi warga Kota Magelang, yang sumbernya mengambil mata air dari Kalegen, Bandongan.
Bangunan
menara air ini memiliki luas bangunan 526 m² dengan tinggi bangunan 23 m.
Jumlah pilar dari menara air ini sebanyak 32 buah yang dapat menampung air
sebanyak 1.750.000 liter air. Konon untuk membangun menara air ini menghabiskan
biaya sebesar 550.000 gulden.
Semula
bangunan bagian bawah dari menara air ini terbagi menjadi 13 ruangan melingkar.
Beberapa di antaranya adalah kantor menara air, laboratorium, dan ruangan untuk
pelayanan pelanggan. Namun sepertinya, kantor menara air telah dialihfungsikan
sebagai gudang.
Bangunan
yang kini menjadi salah satu ikon di Kota Magelang ini, sekarang dikelola oleh
Perusahaan Umum Daerah (Perusda) Air Minum Kota Magelang, atau yang dikenal
dengan PDAM. Selain itu, juga menjadi salah satu bangunan heritage yang ada di Kota Magelang. *** [171214]
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
BalasHapus