Atas
kebaikan sopir mobil rental yang kami tumpangi dari Ruteng, singgahlah sebentar
di sebuah danau yang memiliki panorama indah, udaranya sejuk, dikelilingi hutan
lebat dan subur. Danau tersebut dikenal dengan Danau Ranamese, yang menjadi
objek wisata alam yang cukup menarik. Sopir melepaskan lelah sebentar sebelum
melanjutkan perjalanan ke Bajawa, dan kami pun mencoba menggali informasi
perihal danau tersebut dan mengambil gambar dari pinggir jalan lintas Flores
untuk mengabadikan keindahan danau tersebut, dan sekaligus berpotret ria.
Danau
ini terletak di Jalan Ruteng – Borong, Desa Golo Loni, Kecamatan Borong,
Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lokasi danau ini
berada di jalur lintas Flores yang menghubungkan Ruteng-Bajawa-Ende.
Menurut sejarahnya, Danau Ranamese terbentuk karena letusan gunung berapi yang diperkirakan terjadi 400 ratusan tahun silam. Erupsi yang hebat ini mengakibatkan kawah yang ada di gunung api tersebut tertutup air membentuk sebuah danau sehingga bagian tepi danau terlihat curam. Dari segi geologi, danau ini merupakan danau vulkanik yang terbentuk akibat letusan yang fenomenal dari gunung berapi Nampar Nos, atau masyarakat setempat menyebutnya dengan Gunung Ranaka.
Danau
yang memiliki luas sekitar 5 hektar, kedalaman 43 meter, dan berada di
ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut ini adalah bagian dari Taman
Wisata Alam (TWA) Ruteng, yang meliputi kawasan seluas 32 ribu hektar.
Kondisi
geografis yang dimiliki Danau Ranamese ini, menyebabkan memiliki keanekaragaman
hayati. Beragam spesies flora dan fauna, termasuk sekitar 250 spesies burung, jenis
ikan, beberapa hewan mamalia, dan hutan tropis, ada di kawasan Danau Ranamese.
Suasana
danau yang tenang, udara yang sejuk, dengan panorama hutan yang lebat,
menjadikan danau ini sangat cocok untuk tempat berlibur atau berwisata mencari
ketenangan jiwa. Sayangnya, objek wisata ini masih minim fasilitas pendukung di
kawasan Danau Ranamese ini. Tidak ada warung makan, kios souvenir, perahu untuk
berkeliling mengitari danau, atau peralatan memancing.
Padahal,
jika kawasan Danau Ranamese ini digarap serius untuk kepariwisataan, banyak hal
yang bisa dipromosikan. Selain panorama danaunya, ada pula ritual budaya khas
Golo Loni yang disebut penti, yaitu upacara syukur atas hasil panen, biasanya
digelar pada Agustus atau September.
Tak
hanya itu, keanekaragaman hayati yang dimilikinya pun bisa mengundang para
botanis untuk melakukan penelitian guna mengeksplorasi flora dan fauna yang ada
di kawasan Danau Ranamese ini. *** [230915]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar