Pada
zaman dulu, sekitar tahun 1920-1930-an, Jalan Pancoran dikenal sebagai kawasan
toko obat Tiongkok. Banyak orang Tionghoa yang mengais rezeki melalui berdagang
obat khas Tiongkok tersebut, sehingga sepanjang Jalan Pancoran terlihat deretan
toko penjual obat Tiongkok.
Maka
tak mengherankan bila pada waktu itu, Pancoran dikenal sebagai sentra toko obat
Tiongkok yang paling lengkap di Indonesia. Ada beberapa toko obat Tiongkok yang
cukup eksis kala itu, yaitu Tay Seng Ho, Si Nei, Hau Hau, Bang Seng, dan Apotek
Chung Hwa. Meskipun, berdirinya paling akhir dari keempat toko obat yang
lainnya, yaitu pada tahun 1928, namun karena letak Apotek Chung Hwa dan bentuk
bangunannya yang khas, menjadikan Apotek Chung Hwa ini cukup dikenal bagi
masyarakat Jakarta tempo doeloe.
Kekhasan
bangunannya yang terletak di sudut jalan ini, menjadikan bangunan lawas bekas Apotek Chung Hwa menjadi
salah landmark yang terdapat kawasan Glodok dan Kota Tua Jakarta. Hal ini yang
menginspirasi PT JOTRC (Jakarta Old Town
Revitalization Corporation) yang berkerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta
untuk memasukkan Apotek Chung Hwa sebagai salah satu bangunan yang
direvitalisasi.
Pemugaran
bangunan bekas Apotek Chung Hwa memakan waktu sekitar 8,5 bulan, dan selesai
pada 15 Desember 2015. Gedung yang awalnya memiliki luas bangunan 400 m²
itu, kini hanya tersisa sekitar 218 m². Luas bangunan ini berkurang, karena
terpotong proyek pelebaran jalan di kawasan Glodok.
Sekarang gedung tersebut telah utuh kembali, berdinding warna krem dan didesain dengan hiasan jendela kaca memanjang mengelilingi bagian luarnya. Bohlam-bohlam lampu bercahaya kuning temaram menggantung menghiasi ruangan. Kendati sudah purna pugar dan siap dihuni lagi, namun bangunan tua ini tidak akan dimanfaatkan kembali sebagai toko obat atau apotek lagi, melainkan difungsikan sebagai Pantjoran Tea House. Kedai teh ini terletak di Jalan Pancoran No. 6 Kelurahan Glodok, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Lokasi kedai teh ini berada di sebelah utara Pasar Glodok/Eks Harco, atau berada di persimpangan Jalan Pancoran dan Jalan Pintu Besar Selatan.
Pantjoran Tea House adalah sebuah kedai
teh bernuansa Tiongkok. Interiornya pun dibuat dengan unsur Tiongkok yang kuat.
Terlihat dari pemilihan ornamen kisi-kisi dan pintu bergaya Tiongkok dan lantai
keramik dengan gaya serupa. Desain ini memang dipilih dalam merevitalisasi
bangunan tua ini, untuk mempertahankan budaya Tiongkok yang identik dengan China Town sebagai bagian dari Kota Tua
Jakarta.
Selain
itu, pengalihfungsian menjadi kedai teh ini tidak serta merta tanpa alasan yang
mendasar. Dalam sejarahnya, Apotek Chung Hwa berdiri di daerah Patekoan Glodok.
Kata Patekoan, berasal dari bahasa
Tiongkok, yang terdiri dari Pa dan Tekoan. Pa artinya delapan, dan tekoan
berarti teko. Jadi, Patekoan bermakna Delapan Teko.
Kisahnya
bermula dari seorang Kapitein der
Chineezen bernama Gan Jie yang gemar menyediakan delapan teko berisi teh di
depan rumahnya. Tujuannya memberikan teh gratis untuk orang-orang yang singgah
di depan rumahnya, sembari berteduh selepas berdagang keliling atau hanya
kelelahan berjalan. Di depan rumahnya, Gan Jie memasang meja-meja kecil. Setiap
pagi dan sore ia menyediakan cangkir-cangkir berisi air teh di atas mejanya.
Gan
Jie menyediakan delapan teko ini untuk isi ulang bila teko yang satu sudah
habis, orang lain yang mau minum masih bisa kebagian. Sehingga, air teh yang
disediakan oleh Gan Jie dalam delapan teko ini mampu mencukupi keperluan warga
yang melintas di depan rumahnya. Perbuatan mulia Gan Jie ini pun akhirnya
dikenal oleh warga, dan persediaan air teh pun akhirnya menjadi suatu ciri
untuk memudahkan warga mencari lokasi rumah Kapiten Tionghoa itu. Warga pada
umumnya mengatakan, di mana ada teh-teh itu di situlah tempat tinggal Gan Jie.
Kisah
inilah yang mengilhami kedai teh tersebut. Kota Tua Jakarta yang diwarnai
suasana Pecinan, di mana banyak etnis Tionghoa tinggal, tentu akrab dengan
tradisi minum khas negeri Tirai Bambu. Teh menjadi minuman yang populer di
tengah-tengah keluarga Tionghoa, karena bukan sekadar rasanya tetapi juga
kualitas teh tersebut bagi kesehatan.
Sesuai
namanya, Pantjoran Tea House ini
diusung menjadi brand kedai teh yang
ada di kawasan Glodok, yang dulunya merupakan pintu gerbang menuju Kota Tua
Jakarta. Teh, memang menjadi menu unggulan yang terdapat di kedai teh ini, di
samping menu makanan yang lainnya, seperti nasi goreng, mie goreng, bakso tahu
kuah, bubur ayam, dan aneka masakan lainnya.
Kedai
teh ini juga tak mau kalah dengan museum pada umumnya. Di kedai tersebut,
pengunjung kedai teh tersebut bisa menikmati secangkir teh khas Tiongkok sambil
membaca documentary story board ala
museum. Ada dua story board di situ,
yaitu Timeline Sejarah Teh: Kelahiran di Cina dan Kebudayaan Teh Jepang. Teguk
mantapnya, dan dapatkan sejarahnya! ***
[240416]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar