Taman
Situ Lembang ini merupakan salah satu taman tertua yang ada di wilayah Jakarta.
Luas tamannya 14.700 m², dan berdiri di atan lahan seluas 11.150 m².
Danau kecil yang terdapat di tengah-tengah taman ini, dahulu merupakan sebuah
waduk dari sub-sistem Sungai Cideng yang dibangun oleh Hindia Belanda sebagai
penampungan air dari beberapa mata air yang berada di sekitarnya. Nama situ
diambil karena di tengah taman terdapat danau, dan Lembang karena lokasinya
berada di Jalan Lembang.
Taman
ini terletak di Jalan Lembang, Kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Kota
Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta. Lokasi taman ini berada di tengah kompleks
pemukiman perumahan lawas Menteng.
Menurut sejarahnya, Situ Lembang adalah danau buatan yang dibangun satu paket dengan pembangunan rumah-rumah di Menteng. Termasuk di antaranya adalah pembangunan Taman Suropati. Seperti halnya Taman Suropati, Taman Situ Lembang juga dirancang oleh Pieter Adriaan Jacobus Moojen, insinyur pertama yang merancang kawasan Nieuw Gondangdia (sebutan Menteng kala itu) pada tahun 1911. Pembangunan dilanjutkan tahun 1918 oleh Ir. F.J. Kubatz, karyawan Gemeente Batavia (pemerintah kota zaman Hindia Belanda) yang menyusun perluasan Batavia, khususnya Menteng (Rencana II), yang didasarkan pada rancangan P.A.J. Moojen. Sedangkan, Taman Situ Lembang sendiri baru dibangun belakangan setelah sejumlah perumahannya banyak yang berdiri, sekitar tahun 1926.
Taman Situ Lembang amat populer untuk sebagian warga Jakarta yang tinggal di wilayah Jakarta Pusat. Dilengkapi dengan arena pemancingan, air mancur, pohon teratai yang cantik saat berbunga, bangku-bangku yang mengitari taman, area bermain anak-anak dengan puluhan merpati, dan patung-patung binatang seperti zebra, dan dinosaurus, membuat taman ini selalu ramai dikunjungi anak-anak maupun orang dewasa.
Taman
ini akan semakin ramai pada hari Sabtu, Minggu, atau pada hari libur. Penjaja
makanan di seputar taman juga ikut membuat pengunjung semakin betah
berjalan-jalan di sana.
Ada
pedagang nasi goreng, ketoprak, lontong sayur, sate, roti bakar, gado-gado,
rujak, jus, dan aneka minuman ringan lainnya. Menyantap makanan di bawah
pepohonan yang rindang pastilah menjadi kenikmatan tersendiri.
Selain
sebagai tempat bersantai masyarakat Jakarta, taman ini juga kerap dipakai untuk
berbagai kegiatan, seperti syuting film Warkop DKI. Tahun 1950-an, taman ini
juga pernah menginspirasi Saiful Bahri ketika ia menciptakan lagu Kisah Malam di Jalan Lembang, yang
berkisah tentang percintaan muda-mudi. Lalu, pada tahun 1960 taman ini sering
dimanfaatkan Ibu Kasur sebagai panggung anak-anak. *** [130416]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar