Kawasan
Kesawan pada zaman dahulu merupakan sebuah perkampungan yang menjadi tempat
aktivitas perdagangan yang cukup ramai yang kemudian berkembang pesat menjadi
pusat aktivitas komersial seiring dengan perkembangan Kota Medan pada awal abad
ke-19.
Sebagai
pusat komersial yang ramai kala itu, Kesawan memiliki ceritera historis yang
dinamis. Hal ini ditandai dengan banyaknya bangunan bersejarah yang ada maupun
yang pernah dimiliki Kota Medan. Namun dari sekian banyak tersebut, barangkali
hanya tinggal beberapa bangunan saja yang masih tetap berdiri. Di antara
gedung-gedung yang masih eksis sampai saat ini adalah gedung Bank Tabungan
Negara (BTN) Cabang Medan.
Gedung ini
terletak di Jalan Pemuda No. 10 A Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi bangunan ini berada di depan Gereja
Katedral atau di samping gedung BKS PPS atau yang dikenal dengan nama gedung AVROS.
Dulu,
gedung ini merupakan gedung milik Postpaarbank.
Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk
Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan Postpaarbank dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung,
yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah
memiliki empat cabang, yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makasar.
Pada tahun
1940, kegiatannya sempat terganggu sebagai akibat penyerbuan Jerman atas
Belanda yang mengakibatkan penarikan tabungan secara besar-besaran dalam waktu
yang relative singkat. Namun demikian, keadaan keuangan Postpaarbank pulih kembali pada tahun 1941.
Tahun 1942, Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postpaarbank dan mendirikan Tyokin Kyoku, sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dalam paksaan. Tyokin Kyoku hanya mendirikan satu cabang, yaitu di Yogyakarta.
Namanya diubah menjadi Kantor Tabungan Pos
atau disingkat KTP. Pembentukan KTP pada saat itu diprakarsai oleh
Darmosoetanto selaku direktur pertama KTP. Dalam perjalanannya, pada akhirnya
KTP mempunyai peran yang sangat besar. Peran yang sangat berarti pada saat itu
adalah adanya tugas KTP dalam pengerjaan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI). Sejarah
telah mencatat bahwa pada masa pendudukan Jepang, peredaran uang yang ada saat
itu ditarik dan diganti dengan uang Jepang. Maka begitu Indonesia merdeka,
melalui KTP itulah uang Jepang yang masih beredar kemudian ditarik dan diganti
dengan uang Indonesia. Ketika Agresi Militer Belanda ke Indonesia, KTP tidak
dapat bekerja dengan aman. Dan, dengan agresi Belanda itu, pada 19 Desember
1946 KTP dan kantor-kantor cabangnya yang telah tersebar di Indonesia resmi
diduduki oleh Belanda. Namun, pada Juni 1949 pemerintah Republik Indonesia
membuka kembali KTP tersebut sekaligus mengganti namanya menjadi Bank Tabungan
Pos Republik Indonesia. Kemudian berganti menjadi Bank Tabungan Pos. Pada 9
Februari 1950, Bank Tabungan Pos dibekukan dan selanjutnya dibentuklah Bank
Tabungan Negara (BTN). Selanjutnya, tanggal tersebut diperingati sebagai kelahiran
BTN. Hal ini setelah dikeluarkannya UU Darurat No. 9 tanggal 9 Februari 1950,
yang mengubah nama Postpaarbank in
Indonesia berdasarkan staatsblat No. 295 tahun 1941 menjadi Bank Tabungan
Pos dan memindahkan induk Kementerian dari Kementerian Perhungan ke Kementerian
Keuangan di bawah Menteri Urusan Bank Sentral.
Baru pada tahun 1963, berdasarkan PERPU No. 4
tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tanggal
25 Mei 1964, nama Bank Tabungan Pos menjadi BTN.
BTN Cabang
Medan merupakan salah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan. Bank ini
merupakan bank devisa yang kegiatan operasional utamanya di bidang perkreditan,
di samping kegiatan operasional lainnya seperti penggarapan dana dari pihak
ketiga, dan lain sebagainya yang kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit, utamanya fokus pada bisnis pembiayaan perumahan tanpa
subsidi.
Perkembangannya terus menggembirakan, sampai
sekarang sudah memiliki sekitar 1.102 kantor di seluruh Indonesia. Akan tetapi
dari sekian banyak kantor tersebut mungkin hanya sebagian saja yang memiliki
status sebagai bangunan cagar budaya (BCB). BTN Cabang Medan mungkin merupakan
salah satunya. ***[140314]
Kepustakaan:
Asni
Juliati Sihombing, 2009, Analisis Sistem Pengawasan Pemberian Kredit
Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan, dalam Skripsi
guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas
Ekonomi, Universitas Sumatera Utara Medan
http://bank-btn.blogspot.com/2012/04/sejarah-bank-btn.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar