Keberadaan
Kebun Raya Bogor bukan hanya sekadar berisi deretan pepohonan besar, lebat nan
berumur tua, namun lebih dari itu Kebun Raya bisa membawa Indonesia (kala itu
masih bernama Hindia Belanda) masuk dalam kancah percaturan internasional,
terutama berkat adanya laboratorium bontani yang bernama Laboratorium Treub di
dalamnya.
Laboratorium
Treub terletak di dalam kompleks Kebun Raya yang posisi bangunannya berada di
bagian barat daya dari Kebun Raya. Lokasinya berdekatan dengan Museum Zoologi
maupun Wisma Tamu Nusa Indah (Nusa Indah
Guest House). Secara administratif, lokasi Laboratorium Treub ini berada di
Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan catatan yang ada di situs kepunyaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yaitu http://biologi.lipi.go.id, disebutkan bahwa Laboratorium Treub dibangun pada tahun 1894 atas prakarsa Prof. Dr. Melchior Treub. Laboratorium ini merupakan cikal bakal berdirinya Laboratorium Fitokimia, Bidang Botani, Pusat Penelitian (Puslit) Biologi LIPI yang pada awal tahun 2007, Laboratorium Fitokimia dipindahkan ke gedung baru yang berada di kawasan Cibinong Science Center.
Melchior
Treub adalah seorang ahli botani berkebangsaan Belanda. Ia lahir di Voorchoten,
Belanda pada tanggal 26 Desember 1851, dan meninggal di Saint-Raphaël,
Perancis pada tanggal 3 Oktober 1910 pada umur 58 tahun akibat penyakit malaria
yang dideritanya selang setahun kepulangannya dari Hindia Belanda.
Treub
lulus dari program doktoralnya di Universitas Leiden pada tahun 1873. Dua dosen
yang berperan penting bagi keilmuannya Treub kala di Universitas Leiden adalah
W.F.R. Suringar, seorang ahli botani, dan E. Selenka, seorang ahli zoologi.
Setelah itu, ia tertarik untuk menerima tawaran untuk melakukan penelitian botani di Hindia Belanda yang terkenal sebagai daerah tropis. Ia melakukan penelitian sekaligus inventarisasi jenis flora yang ada di daerah tropis. Pada tahun 1880, Treub ditunjuk sebagai Direktur S’ Lands Plantentuin (Botanical Garden) di Bogor, atau yang sekarang dikenal dengan Kebun Raya Bogor. Kemampuannya mengelola lembaga ini luar biasa, sehingga di bawah asuhan dan pengarahannya, Kebun Raya Bogor menjadi suatu pusat penelitian yang terkenal di seluruh dunia dan Bogor kala itu menjadi kiblat bagi para biologiwan dunia. Ia mendirikan laboratorium penelitian yang terbuka bagi peneliti asing, sehingga berhasil memikat ratusan peneliti untuk datang dan meneliti peri kehidupan alam hayati tropika di Bogor. Laboratorium ini kemudian dikenal dengan nama Laboratorium Treub. Ia juga menjadikan Herbarium Bogoriense sebagai lembaga tersendiri.
Selain
itu, ia juga termasuk salah seorang yang membantu membidani bagi Museum Zoologi Bogor, mendirikan sebuah lembaga penelitian laut di Jakarta, serta laboratorium
untuk meneliti sifat-sifat kimiawi tetumbuhan tropis. Karena menyadari betapa
besar peranan sumber daya alam hayati dalam perekonomian Hindia Belanda (kini
Indonesia), ia mengusulkan agar penanganan pengembangannya dilakukan secara
penuh oleh suatu departemen khusus yang berdiri sendiri. Karena itu, pada tahun
1905 Treub diberi kepercayaan untuk memimpin departemen baru, yang kemudian
akan menjadi cikal bakal Departemen Pertanian.
Sebagai
ilmuwan, Treub terkenal karena hasil penelitiannya dalam bidang morfologi
tanaman tropika yang tidak ada di tempat lain, kecuali di Indonesia. Hasil
kerja keras Treub ini menjadikan nama Treub diabadikan sebagai nama marga lumut
Treubia dan marga jamur Melchoria. Tidak hanya itu saja, namanya
pun juga dijadikan sebagai nama kapal penumpang buatan tahun 1912, S.S.
Melchior Treub, yang pernah mengangkut Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir ketika
keduanya akan dibuang ke Digul pada awal 1934. *** [260514]
Kepustakaan:
http://lms.aau.ac.id/library/ebook/R_2373_05_PB/files/res/downloads/download_0436.pdf
http://www.dwc.knaw.nl/wp-content/berkelbio/55.treub.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar