Koridor
Jalan Rajawali merupakan salah sau bagian dari pola jalan kota lama. Dulunya
jalan ini bernama Heerenstraat. Heerenstraat berasal dari bahasa
Belanda, yang merupakan gabungan dari kata Heeren
dan Straat. Heeren berarti Tuan Besar, dan Straat
artinya jalan.
Koridor
Jalan Rajawali yang terletak di ujung sebelah barat Jembatan Merah, dulu
merupakan pusat bongkar muat barang dari kapal-kapal yang berlayar menyusuri
Kali Mas. Selain menjadi pusat bongkar muat, Jalan Rajawali ini juga berkembang
menjadi pusat kegiatan perdagangan utama pada tahun 1900. Sebelumnya daerah ini
juga menjadi pusat permukiman orang-orang Eropa. Banyak penguasa dan pengusaha
yang tinggal di sini. Itulah kenapa jalan ini pada awalnya dikenal sebagai Heerenstraat, karena banyak ‘tuan-tuan’
yang tinggal di situ.
Karakteristik Jalan Rajawali sebagai pusat perdagangan utama pada saat itu terlihat dari adanya deretan bangunan perkantoran dan perdagangan dengan gaya arsitektur yang khas dan beragam yang masih terlihat kondisi eksistingnya sampai saat ini, di antaranya adalah Gedung Bank Negara Indonesia (BNI) Kantor Layanan (KLN) Jembatan Merah. Gedung BNI ini terletak di Jalan Rajawali No. 10 Kelurahan Krembangan Selatan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Lokasi gedung ini berada pada pertemuan Jalan Kasuari dengan Jalan Rajawali, atau tepat berada di di sebelah selatan gedung Eks De Javasche Bank.
Sesuai
dengan plakat kuningan yang terpasang dinding bagian depan, diketahui bahwa
gedung ini dibangun pada tahun 1920. Awalnya, gedung ini merupakan salah satu
bangunan milik NV Borneo Sumatra Handel
Maatschappij (Borsumij) atau Kantoorgebouw
van de Borneo Sumatra Handel Maatschappij te Soerabaja. Borsumij merupakan
salah satu perusahaan Belanda yang masuk dalam the Big Five. Perusahaan ini sejak tahun 1894 telah beroperasi di
Hindia Belanda. Kegiatannya terutama berada pada bidang perindustrian yang
dapat kita lihat dari anak perusahaannya, seperti NV Pers & Stampwerfabr Ngagel (pabrik kaleng), NV Jacatra (pabrik kulit), NV Asbest (pabrik asbes), NV Ligvoet (pabrik ubin), NV Fiscal C.W. (perakitan sepeda), NV Soerabaja (pabrik aki), NV Oranje Brouwerij (pabrik bir), NV Nebritex (pabrik tekstil), dan
beberapa apotek.
Karena
Borsumij merupakan salah satu perusahaan konglomerasi yang cukup terkenal di
Hindia Belanda, maka banyak bangunan yang didirikan olehnya. Entah itu
digunakan untuk kantor maupun gudang-gudang termasuk juga di Surabaya ini.
Salah satunya yang sekarang digunakan untuk BNI KLN Jembatan Merah ini.
Di
lihat dari muka bangunannya (fasade),
gedung BNI ini masih dipengaruhi oleh gaya arsitektur Neo-Klasik di Eropa. Ciri
yang bisa dilihat adalah penggunaan atap dan menara yang menyatu dengan
bangunan yang dilengkapi dengan dormer
(jendela di atap).
Berdasarkan
Surat Keputusan (SK) Wali Kota Surabaya Nomor 188.45/251/402.1.04/1996, gdung
BNI ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya dengan nomor urut 30
dengan sebutan arsitektur bangunan kolonial sebagai penunjang kawasan kota
lama. *** [020815]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar