The Story of Indonesian Heritage

Klenteng Boen San Bio Tangerang

Secara administratif Klenteng Boen San Bio terletak di Jalan K.S. Tubun No. 4 Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Bangunannya berada pada koordinat 106° 40’ 04.7" BT dan 06° 10’ 04.2" LS. Bangunan tersebut berbatasan dengan pemukiman Kampung Koang Jaya di sebelah barat, utara dan timur, serta Jalan Aipda Karel Sasuit Tubun di sebelah selatan.


Klenteng Boen San Bio awalnya dibangun pada tahun 1689 oleh seorang pedagang asal Tiongkok yang bernama Lim Tau Koen. Pembangunan klenteng ini untuk menempatkan patung Kim Sin Khongco Hok Tek Tjeng Sin yang berasal dari Banten. Bangunan awalnya berasal dari bambu dan kayu dengan dinding berasal dari gedeg dan atap dari daun rumbia. Ukuran bangunan pun tidak seluas sekarang. Pengunjung berasal dari pedagang Tionghoa yang tinggal sekitar Pasar Baru. Setelahnya sekitar 10 tahun berdiri perkumpulan Boen San Bio yang merupakan cikal bakal berdirinya Vihara Nimmala.


Bangunan klenteng ini memiliki luas tanah 4.650 m² terbagi dalam beberapa bagian. Bagian depan, tengah dan belakang. Bagian depan bangunan digunakan sebagai ruangan pemujaan. Pada ruang pemujaan ini dewa yang diutamakan adalah dewa bumi (Khongco Hok Tek Tjeng Sin). Sisi kanan kirinya terdapat pemujaan dewa-dewa dan leluhur yang saling berseberangan. Pada bagian depan bangunan kaya akan hiasan dengan warna dominan yaitu warna merah. Ruangan depan terdapat delapan tiang yang dipenuhi dengan motif hias seperti buah-buahan, dan tokoh hewan. Selain itu, terdapat pula ribuan lampion yang diperoleh dari donatur.


Bagian tengah ruangan terdapat aula, ruang pendidikan dan beberapa altar pemujaan. Sedangkan di bagian belakang terdapat beberapa ruangan, yaitu Ruang Dhammasala, Pendopo pecun, Patilasan Mbah Raden Suryakencana, dan kantin. Ruang Dhammasala terletak di sebelah timur pendopo pecun. Pada sisi kiri pintu masuk terdapat patung Dewi Kwan Im Pou Sat dengan tinggi berukuran sekitar 3 m. Di dalam ruangan terdapat Ruang Buddha dengan tinggi ± 3,5 m.


Selanjutnya, Pendopo Pecun yang berada di tengah bagian belakang, tepatnya di sebelah barat Ruang Dhammasala. Ruang ini terdapat sepasang perahu naga yang berwarna merah dan kuning. Perahu tersebut merupakan sumbangan dari seorang tuan tanah. Berikutnya, Petilasan Mbah Raden Suryakencana berada di sebelah barat Pendopo Pecun. Awalnya petilasan tersebut berada di sisi kali depan klenteng. Oleh karena adanya pelebaran jalan maka dipindahkan ke dalam klenteng. *** [200612]

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami