Simo adalah sebuah nama desa dan sekaligus nama kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya terletak di timur laut ibukota Pemkab Boyolali atau barat daya Bandara Internasional Adi Soemarmo Boyolali.
Dulu, daerah Simo ini terkenal dengan nama daerah hutan Walen, dengan lebatnya pepohonan yang ada di kawasan Pegunungan Kendeng tersebut. Namun sekarang, daerah Walen berubah atau dikenal sebagai Desa Simo maupun Kecamatan Simo. Ada dua versi cerita yang berkembang di masyarakat sekitar mengenai asal mula “Simo”.
Dalam Serat Babad Mataram, diceritakan perihal asal mula daerah tersebut dinamakan Simo. Kisah ini terjadi pada masa Kesultanan Demak masih berdiri.
Alkisah, Ki Ageng Kebo Kenanga, ayah Mas Karebet atau Jaka Tingkir, menentang Sultan Demak, yaitu Sultan Trenggana (1521 – 1546). Untuk menghukum Kebo Kenanga maka Sultan Trenggana menyuruh Sunan Kudus datang ke Pengging dengan membawa pusaka sebuah bende (canang) bernama Kyai Bicak. Ketika rakyat Pengging mengetahui kedatangan Sunan Kudus, mereka hendak menyerang rombongan Sunan Kudus tersebut. Kala itu, Sunan Kudus di hutan dekat Pengging, yaitu di hutan Walen. Sunan Kudus mengetahui kalau akan diserang, maka Kyai Bicak dipukulnya. Suaranya menggema di seluruh hutan. Oleh rakyat Pengging, suara tersebut didengarnya seperti suara ribuan harimau sedang mengaum. Rakyat Pengging takut dan melarikan diri sambil berteriak, “Simo ngamuk! Simo ngamuk!” (“Harimau mengamuk! Harimau mengamuk!”). Mendengar teriakan tersebut, Sunan Kudus berkata, “Padha seksenana, yen ing alas Walen kene besuk jenengna desa Simo, kang tegese macan”. Itulah cerita tentang Desa Simo, yang sekarang masuk wilayah Kabupaten Boyolali.
Cerita lain tentang Desa Simo terdapat dalam buku Mengenal Cerita Rakyat di Boyolali. Diceritakan, bahwa Desa Walen adalah tempat tinggal Kyai Singaprana, yang dianggap Wali oleh penduduk setempat. Karena daerah itu menjadi tempat tinggal seorang Wali, maka daerah tersebut dikenal dengan nama Walen. Walen berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat tinggal Wali. ***
Sumber:
- Tim Peneliti Universitas Sebelas Maret, 2010, Sejarah dan Hari Jadi Kabupaten Boyolali, Boyolali: WBC (Watutelenan Bicycle Community).
Coba tulis versi apa aja, mo tahu ini om
BalasHapus