Gedung
Galeri Nasional Indonesia terletak di Jalan Medan Merdeka Timur No. 14 Jakarta
Pusat, atau tepatnya berada di jembatan penyeberangan antara Galeri Nasional
dan Stasiun Gambir. Dulu, Jalan Medan Merdeka Timur No. 14 ini dikenal dengan
nama Koningsplein Cost No. 14.
Menurut
sejarahnya, gedung ini dibangun pada tahun 1902 oleh Yayasan Kristen Carpentier
Alting Stiching (CAS) yang bernaung di bawah Ordo van Vrijmetselaren, atas
prakarsa Pendeta Albertus Samuel Carpentier.
Awalnya,
gedung ini dipergunakan untuk sekolah menengah pertama khusus bagi wanita, yang
merupakan usaha pendidikan yang pertama di Hindia Belanda. Seiring dengan
berjalannya waktu, fungsi, penguasaan dan pengelolaan bangunan bergaya
arsitektur Belanda ini terus berubah. Bangunan induk yang terletak di tengah
bangunan lainnya dan dikenal dengan sebutan gedung CAS (sekarang disebut Gedung
A), pernah difungsikan sebagai asrama HBS wanita. Pada tahun 1955, pemerintah
Republik Indonesia melarang semua kegiatan yang bernuasa pemerintah dan
masyarakat Belanda.
Berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 126/F/1982, tanggal 28 Februari 1982, pengelolaannya diserahkan kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan. Bangunan induk (Gedung A) tersebut kemudian hari difungsikan sebagai Gedung Pameran Seni Rupa. (kini Gedung Pameran Temporer Galeri Nasional Indonesia).
Semenjak
8 Mei 1999 Galeri Nasional hadir sebagai sebuah lembaga museum (Art Museum) dan pusat kegiatan seni
rupa. Institusi ini mengemban peran penting dalam meningkatkan apresiasi
masyarakat Indonesia terhadap karya-karya seni rupa melalui agenda perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan karya-karya seni rupa di Indonesia.
Keberadaan Galeri Nasional
Indonesia memberikan peluang bagi masyarakat umum, pelajar dan pecinta seni
untuk memanfaatkan sarana yang bermuatan edukatif, kultural dan rekreatif.
Galeri Nasional Indonesia semakin penting kehadirannya sebagai salah satu museum
seni rupa di Indonesia yang memiliki sekitar 1750 koleksi karya-karya seni
rupa.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar