Museum
Taman Prasasti terletak di Jalan Tanah Abang I Kelurahan Petojo Selatan,
Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat atau tepatnya berada di samping Kantor Walikota
Jakarta Pusat.
Museum
Taman Prasasti didirikan di bekas pemakaman kuno yang telah beroperasi sejak 28
September 1795, dan pada waktu itu daerah ini dikenal sebagai Kebon Jahe Kober.
Kober berarti kuburan, dinamakan demikian karena lokasi pemakaman ini terletak
di kawasan Kebon Jahe.
Berdasarkan
catatan sejarah yang ada, lahan seluas 5,5 hektar ini (luas awal, sekarang
tinggal 1,3 hektar saja) merupakan hibah dari Tuan Tanah Gubernur Jenderal
ke-29 Batavia, WV Halventius, putra Gubernur Jenderal Jeremias Van Rimsdijk
(1775–1777). Dahulu pemakaman ini diperuntukkan bagi para bangsawan dan pejabat
tinggi Belanda pada masa VOC berkuasa di Batavia (Kerkhof Loan), namun seiring dengan waktu, juga dipergunakan oleh
umum terutama mereka yang beragama Nasrani. Diperkirakan makam orang Belanda
yang ada di lahan ini dulunya sekitar 4.600 nisan kini hanya tersisa 1.242
nisan. Jenazah sudah banyak yang dipindahkan. Ada yang dibawa ke Belanda dan
ada sebagian yang dimakamkan di makam umum Tanah Kusir. Sejak tahun 1975,
pemakaman ini ditutup dan kemudian dipugar untuk kemudian diresmikan penggunaannya
sebagai museum pada tahun 1977 oleh Gubernur DKI kala itu, Bapak Ali Sadikin.
Pada Agustus 2003, Museum Taman Prasasti bergabung dengan Museum Sejarah
Jakarta dalam satu manajemen.
Museum Taman Prasasti sebagai bukti sisa taman pemakaman umum dari akhir abad ke-18, dengan koleksi nisan makam abad ke-16 dan ke-17, sangat berharga sebagai tempat yang memberi kesaksian tentang komposisi penduduk Batavia yang berasal dari seluruh dunia, informasi tentang panjang pendeknya usia termasuk kematian banyak anak, dan beragam bahasa yang digunakan di kota ini.
Rupanya
tidak hanya tokoh-tokoh Belanda saja yang dimakamkan di sini. Selain, antara
lain: kuburan A.V. Michiels (tokoh militer Belanda pada Perang Buleleng), Dr.
H.F. Roll (pendiri STOVIA, Sekolah Kedoteran di zaman Hindia Belanda), J.H.R.
Kohler (tokoh militer Belanda pada Perang Aceh), DR. JLA Brandes (ahli sastra
Jawa dan arkeologi) dan Olivia Marianne Raffles (istri Thomas Stamford Raffles,
mantan Gubernur Hindia Belanda dan Singapura), juga terdapat nisan Miss Riboet
(tokoh opera pada tahun 1930-an) dan Soe Hok Gie (aktivis pergerakan mahasiswa
pada tahun 1960-an).
Museum Taman Prasasti kaya akan berbagai gaya arsitektur klasisme, neo-gotik, dan Hindu-Jawa. Seni pembuatan nisan makam dari abad ke-17 sampai ke-20. Bangunan utamanya yang dibangun pada tahun 1844 juga menjadi unsur penting dalam lintasan sejarah. Bangunan di depan kompleks pemakaman tua ini adalah bangunan bergaya Doria yang disediakan untuk menyemayamkan jenazah sebelum melalui upacara penguburan. Terdapat dua sayap di kiri dan kanan, masing-masing untuk menempatkan jenazah pria dan wanita.
Melihat
latar belakang kekunaan sejarah yang dimiliki Museum Taman Prasasti, museum ini
telah dtetapkan sebagai bangunan bersejarah oleh Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta, yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda
Cagar Budaya. Melestarikan cagar budaya merupakan salah satu sekian banyak
usaha untuk mengingatkan kepada kita semua, bahwasannya sebelum kita lebih dulu
orang lain sudah mengukir sejarah. Terlepas dari sisi buruk dan baiknya mereka
semua.
Keberadaan
Museum Taman Prasasti di ruang terbuka memberikan peluang penataan koleksi
prasasti dan taman menyatu dalam suatu taman museum yang indah. Untuk itu,
perlu penataan ulang taman dan koleksi prasasti (lama dan baru), pembentukan
zona, hirarki ruang, visual, pemilihan jenis tanaman, dan penambahan elemen
taman lainnya.
Pengunjung
dapat mempelajari latar belakang orang yang disebut pada nisan dan kaitannya
dengan sejarah Kota Jakarta. Untuk lebih mengenalkan keberadaan Museum Taman
Prasasti kepada masyarakat umum, belakangan ini di Museum Taman Prasasti sering
digunakan sebagai lokasi syuting video
clip dan foto-foto kenangan maupun kegiatan-kegiatan lomba.
Sekarang ini, lokasi Museum Taman Prasasti ditumbuhi berbagai pohon yang rindang, sejuk dan damai. Memang, selain fungsi preservasi nilai historik dari museum ini, juga terdapat fungsi sosial dan pelestarian alam, di mana taman yang luas ini difungsikan sebagai paru-paru kota dan juga fungsi sosial lainnya. *** [061212]
Halo Kami dari www.indonesiavirtual.com ingin mengajak rekan rekan blogger untuk berpartisipasi dalam gerakan #KenalIndonesia.
BalasHapusSilahkan visit www.indonesiavirtual.com untuk melihat koleksi foto 360 derajat tentang Indonesia dan silahkan copy embed code Taman Makam Prasasti untuk menarik file foto 360 derajat tersebut ke dalam blog kalian. Ayo bantu misi kami untuk "mengibarkan bendera" Indonesia ke dunia!
Link Embed Code Taman Makam Prasasti di sini :
http://indonesiavirtual.com/index.php?option=com_jumi&fileid=11&Itemid=109&id_img=25
Salam #KenalIndonesia
Notes : pertanyaan lebih lanjut silahkan email