The Story of Indonesian Heritage

Hotel Pasar Baroe

Hotel Pasar Baroe merupakan salah satu hotel tua yang ada di Kota Bogor. Umurnya setara dengan Hotel Salak The Heritage yang cukup terkenal. Hotel Pasar Baroe terletak di Jalan Klenteng No. 88 RT.02 RW.07 Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi bangunan hotel ini berada di sebelah selatan rumah luitenant Lie Beng Hok, atau tepat berada di sebelah timur tempat sampah Pasar Bogor.
Sekarang bangunan hotel ini kosong. Yang menempati hanyalah orang-orang yang mengais rezeki di pasar tersebut, seperti pedagang kecil di pasar maupun buruh. Melihat sepintas bangunan ini terlihat tidak terawat dan terkesan dibiarkan saja oleh pemiliknya. Bahkan, sekarang telah terpampang sebuah spanduk warna kuning dan merah yang bertuliskan “DIJUAL”. Spanduk tersebut berasal dari Top Agent Properti.


Siapa sangka bahwa bangunan yang mau dijual ini, dulunya adalah bangunan Hotel Pasar Baroe yang lumayan terkenal di Kota Bogor pada waktu itu. Hotel Pasar Baroe ini dibangun bersamaan dengan Hotel Belavue dan Hotel Salak pada tahun 1873 oleh seorang Tionghoa bernama Tan Kwan Hong.
Hotel Pasar Baroe memiliki arsitektur perpaduan antara gaya Eropa dan Tiongkok yang bercorak arsitektur Indis, berdiri di atas lahan seluas 1,2 hektar serta berlantai dua. Dulu, hotel ini menjadi primadona bagi para pelancong yang mayoritas terdiri dari warga Tionghoa, Arab dan bumiputera, karena Hotel Salak dan Hotel Belavue ketika itu tergolong sangat mewah sehingga hanya dapat dinikmati oleh warga Belanda dan Eropa lainnya.
Hotel Pasar Baroe pada waktu itu terletak di kawasan pertemuan antara Klentengweg (Jl. Klenteng) dan Pasarweg (Jl. Pasar). Sesudah masa kemerdekaan, hotel ini kemudian dihuni oleh sejumlah keluarga dari Angkatan Udara RI (AURI) hingga berakhirnya peristiwa pemberontakan PKI pada tahun 1966.


Konon, Hotel Pasar Baroe ini sudah dua kali berpindah tangan dari pemilik pertamanya. Awalnya hotel ini milik Tan Kwan Hong. Kemudian berpindah tangan dari keluarga Tan Kwan Hong yang sekarang tinggal di Jalan Perintis Kemerdekaan (Jl. Merdeka), hotel ini dijual kepada keluarga Lim dan Lie. Mereka adalah Lim Siang Yang, Lim Siang Yin, Lie Bun Kian dan Lie Bun Kwat. Ketiga orang yang disebut terakhir sudah meninggal dunia sehingga saat ini, Hotel Pasar Baroe diurus oleh Lim Siang Yang dan anaknya.
Letak hotel ini memang tersembunyi di belakang Plaza Bogor, namun keberadaannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Salah seorang pendiri Syarikat Islam (SI), Tirto Adhi Soerjo, pernah menjalani kegiatan politiknya di Bogor dan menginap di Hotel Pasar Baroe. Tidak hanya itu saja, ketika penulis berkunjung ke bekas Hotel Pasar Baroe ini, diberi tahu oleh salah seorang pedagang yang menitipkan barang-barangnya di bangunan hotel itu, bahwa di depan hotel ini terdapat sebuah prasasti. Lalu, penulis dibantu oleh orang tersebut membersihkan prasasti tersebut dengan disiram air lalu penulis gosok dengan sabut kelapa agar tulisan tersebut bisa dibaca:

Hier Rust
Jacoba Jonker
Innig Celiefde Echtgenoote
Van
G.G. Kolff. C.Lz
Geboren te Pondok Gedeh den 25 Mei 1841
Overleden te Buitenzorg den 2 Mei 1888
Rust in Vreden Mijn Schat
En
Antje Kolff
Geboren Jon Jonker
Geboren 24 Juli 1843
Overleden 25 Juni 1911

Prasasti ini sepertinya mirip batu nisan pada umumnya yang ditemui di kerkhof (pemakaman orang Belanda) tapi kenapa bisa berada di depan Hotel Pasar Baroe. Kata orang yang menemani membersihkan nisan tersebut, dulunya nisan ini berada di belakang hotel terus dipindahkan di depan sini.
Pertanyaan kemudian menggelayuti penulis, apa hubungan batu bertuliskan bahasa Belanda tersebut berada di lahan hotel ini? Dan siapakah G.G. Kolff itu?
Seandainya bangunan bekas hotel ini jadi terbeli, dikhawatirkan informasi keterkaitan prasasti nisan dengan keberadaan hotel ini akan menguap begitu saja. Tidak hanya itu saja, Bogor akan merasa kehilangan salah satu sumber sejarahnya yang pernah berdiri megah. *** [240514]
Share:

5 komentar:

  1. http://familytreemaker.genealogy.com/users/h/e/u/Rob-Heufke-kantelaar/WEBSITE-0001/UHP-0087.html

    berarti ini adalah makan orang tua dari Jacques Johan Cornelis Kolff , Directeur Cultuurmy Pasir Geding Te Buitenzorg.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hotel Pasar Baroe ini dibangun pada tahun 1873 oleh seorang Tionghoa bernama Tan Kwan Hong,sedangkan di Sertifikat hak milik nomer 564, yang dikenal dengan nama Hotel Pasar Baroe dikeluarkan di Bogor pada tanggal 26 Juni 1979 oleh Kepala Kantor Agraria Tingkat II Bogor terdapat deskripsi atas petunjuk batas oleh Tan Koan Hong, bahwa bagian persil tanah hak milik nomer 1777,1854 dan 2151 tertanggal 18 Pebruari 1919 secara hukum milik Yap Lam Pho,jika tahun 1873 Tan Koan Hong membangun hotel tersebut, anggap saja waktu itu ia berumur 25 tahun, berarti dia lahir tahun 1848, dan masih dapat memberi petunjuk batas tanah kepada Kepala Kantor Agraria Tingkat II Bogor per tanggal 26 Juni 1979 ,berarti saat itu umurnya 131 tahun, termasuk rekor usia tertua di kota Bogor,mungkinkah....

      Hapus
    2. Terima kasih atas tambahan bagi tulisan ini

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. mana nih peran Pemkot Bogor untuk mempertahankan saksi bisu sejarah kota Bogor ini. Direnov dong..ingat ini ikon kota Bogor

    BalasHapus

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami