Ada sebuah tempat ibadah yang menarik di permukiman Mutihan, Kota Surakarta, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kota Solo. Di kawasan permukiman yang mayoritas dihuni oleh umat Islam itu terdapat sebuah bangunan untuk tempat ibadah umat Hindu, yang bernama Pura Indra Prasta.
Pura bergaya arsitektur Bali itu terletak di Gang Tribusono I Kampung Mutihan RT 05 RW 11 Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi pura ini berada di selatan Masjid Mujahidin ± 180 meter, atau tepat berada di tepi sungai Jenes.
Menilik keindahan bangunan pura yang berada di pinggir sungai itu, sudah sepatutnya jika nama yang disematkan untuk nama pura ini adalah Indra Prasta. Indra Prasta (Indraprastha) artinya bertahta di Indraloka, merupakan identifikasi Indra.
Indraloka merupakan istananya Dewa Indra yang terkenal akan keindahannya. Dewa Indra dikenal sebagai Surapati (raja para dewa). Dalam pewayangan, Indraloka mengejawantah ke bumi dengan nama Indrapastha, nama istana yang didirikan Pandawa atas bantuan Dewa Indra.
Pura Indra Prasta dibangun pada tahun 1986. Sebagian material untuk mendirikan Pura Indra Prasta ini diperoleh dari sisa pembangunan Pura Bhuwana Agung Saraswati yang berada di lingkungan Kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
Dipandang dari segi historisnya, keberadaan pura ini tidak terlepas dari keberadaan sistem banjar yang telah ada pada masyarakat Hindu etnis Bali yang bermukim di Solo sejak tahun 1975 yang lalu. Sistem banjar di kalangan penganut agama Hindu di Solo difungsikan sebagai wahana untuk menjalin keterikatan antara umat Hindu, semenjak kedatangan orang-orang Bali yang beragama Hindu tersebut yang bekerja sebagai guru, karyawan, dosen, TNI, Polri maupun mereka yang belajar dan menetap di Solo.
Berkaitan dengan eksistensi banjar etnis Bali itu, terdapat tiga banjar di Solo, yakni Banjar Solo Timur, Banjar Solo Tengah, dan Banjar Solo Barat. Ketiga banjar tersebut, masing-masing mendirikan dan memiliki pura. Pura Bhuwana Agung Saraswati Pangempon Pura Banjar Solo Timur, Pura Indra Prasta Pangempon Pura Banjar Solo Tengah, dan Pura Berawa Dharma Pangempon Pura Banjar Solo Barat.
Dilihat dari denah dan strukturnya, Pura Indra Prasta ini tergolong pura dengan dwi mandala. Artinya, dalam lingkungan tembok pura itu terdapat dua bagian halaman. Halaman pertama dikenal dengan jaba tengah, atau ada juga yang menyebutnya dengan Madya Mandala, dan pada halaman kedua disebut jeroan dari pura atau ada yang menamainya dengan Mandala Utama. Sedangkan, di luar kedua halaman tersebut dianggap sebagai jaba pura (di luar tembok pura).
Masuk ke lingkungan Pura Indra Prasta, pengunjung bisa lewat Candi Bentar. Bentuknya belah dua yang berfungsi untuk pintu masuk ke halaman pertama dari pura. Pada halaman pertama ini terdapat beberapa buah bangunan, seperti bale kulkul dan dua bale yang berada di sisi kiri dan kanan dalam halaman pertama.
Kulkul merupakan kentongan besar. Letaknya di sudut depan dari halaman pertama. Bentuk bangunannya dibuat tinggi sebagai menara dengan kulkul atau kentongan yang bergantung di atasnya. Kulkul ini berfungsi sebagai media komunikasi non verbal untuk menyebarkan informasi kepada umat atau warga pangempon.
Dari halaman pertama pura ini, pengunjung bisa melanjutkan langkah menuju ke halaman kedua di pura ini. Halaman kedua ini merupakan halaman yang disakralkan, karena di dalam halaman ini terdapat sejumlah bangunan yang difungsikan untuk ritual keagamaan Hindu. Untuk memasuki halaman kedua (jeroan pura) melalui candi kurung atau kori agung. Kori atau pintu ini menyerupai candi dan berbentuk paduraksa.
Di halaman jeroan pura ini, terdapat dua bangunan bale memanjang dan padma tiga. Dua bale itu dinamakan bale agung dan bale gong. Bale agung berbentuk bale panjang dengan dasar bangunannya yang agak tinggi dan atapnya disangga beberapa buah tiang. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat pasamuan (pertemuan). Sedangkan, bale gong berfungsi sebagai tempat gamelan, yang ditabuh ketika upacara piodalan berlangsung untuk menunjang jalannya upacara di pura.
Padma tiga merupakan bangunan menyerupai tugu yang letaknya berada di paling timur dalam jeroan pura. Padma yang terdiri dari tiga buah itu merupakan tempat pemujaan. Umumnya pada pura ada tiga padma yang posisinya berjajar dari selatan ke utara. Bangunan yang paling tengah (utama) biasanya digunakan untuk pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.
Selain untuk kegiatan peribadatan, Pura Indra Prasta ini juga mengadakan pasraman anak sekolah dan kemudian sembahyang bersama. Kegiatan pembelajaran di pasraman dilaksanakan setiap hari Minggu. dan dimaksudkan untu pendidikan non formal agama Hindu kepada generasi muda maupun anak-anak keluarga penganut agama Hindu. *** [090220]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar