Serat
Wulang Dalem merupakan serat yang digubah oleh Paku Buwono (PB) IV, Raja
Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Serat ini menggunakan huruf Jawa, dan pernah
diterbitkan oleh Penerbit Jonasportir di Surakarta pada tahun 1876.
Serat
ini berisi ajaran PB IV kepada anak cucunya, tentang keselamatan, kesejahteraan
dunia, dan akhirat. Nasihat tersebut antara lain: dalam bertindak harus ada
tujuan, berbicara seperlunya, mempunyai tata karma, rukun dengan teman dan
keluarga, harus beragama, tidak sombong, tidak lalai. Jangan lupa menjalankan
perintah Tuhan, karena hidup di dunia ini adalah kehendak-Nya. Jika berbuat
kesalahan, hendaknya cepat bertaubat. Waktu masih muda jangan lupa mengaji.
Tuntutlah ilmu sejauh mungkin. Jika menjadi pemimpin jangan semena-mena
terhadap bawahan.
Serat
ini juga menekankan ajaran hidup yang utama, seperti mengaji, menjalankan
perintah Tuhan, dan meninggalkan larangan-Nya. Mengaji adalah perbuatan
terpuji. Jika mengaji tentu ada hal-hal baik yang dapat diperoleh. Memahami
sifat orang lain, terutama sifat kedua orang tua kita, dan bersikap hormat
kepada keduanya, seperti halnya rakyat menghormati raja. Jika berhutang maka
wajib mengembalikan atau membayarnya. Dalam hidup harus selalu mempunyai
pikiran yang baik. Karena dengan kebaikan kita akan disukai orang lain. Sebagai
seorang laki-laki maka harus memiliki rasa tanggung jawab, apabila sudah
menikah jangan bersikap sok berkuasa, karena benar tidaknya istri tergantung
dari seorang suami. Begitu pun sebaliknya, seorang istri harus berbakti pada
suami.
Setiap
orang tentu mempunyai sifat dan perilaku yang berbeda, ada yang baik dan tidak
baik. Oleh PB IV, sifat-sifat manusia disamakan dengan sifat hewan:
1.
Orang yang suka bertengkar mempunyai sifat yang
sama dengan seekor anjing.
2.
Orang jahil mempunyai sifat yang sama dengan
kancil.
3.
Orang yang berbuat zina mempunyai sifat yang
sama dengan buaya.
4.
Orang pemberani mempunyai sifat seperti ular.
5.
Orang yang suka mencuri mempunyai sifat yang
sama dengan kalajengking.
6.
Orang baik mempunyai sifat yang sama dengan
ayam.
7.
Orang yang suka menipu mempunyai sifat yang sama
dengan sifat nyamuk.
8.
Orang yang ringan tangan mempunyai sifat yang
sama dengan macan.
9.
Orang yang suka lupa mempunyai sifat yang sama
dengan lalat.
Selain itu, PB
IV juga memberik larangan atau pantangan kepada anak cucunya. Larangan tersebut
berjumlah 106 buah, antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Menikah dengan janda teman.
2.
Menikah lebih dari empat.
3.
Menikah dengan wanita di bawah umur.
4.
Lengah dalam berumah tangga.
5.
Lupa terhadap anak saudara.
6.
Masuk rumah tanpa permisi.
7.
Membiarkan anak kecil bermain pisau.
8.
Suka mengumbar janji.
9.
Berbicara bohong.
10.
Mempunyai sifat tamak.
11.
Turut mencampuri urusan orang lain.
12.
Melupakan.
13.
Mencuri.
14.
Mempunyai sifat malas.
15.
Menjual tombak, dan keris.
16.
Meninggalkan tata karma.
17.
Memperlihatkan aurat bukan pada muhrimnya.
18.
Mempunyai sifat angkuh.
19.
Membuat kesalahan dengan sengaja.
20.
Meninggalkan kewajiban atau tanggung jawab.
21.
Menyia-nyiakan orang jompo.
22.
Mengusir tamu.
23.
Berbuat serong.
24.
Mempunyai sifat iri hati.
25.
Meminum-minuman keras.
26.
Menyanyi atau bercerita di kala maghrib.
27.
Melihat ronggeng siang malam.
28.
Terlalu hanyut dalam pekerjaan.
Sumber:
- Henny L.R. Mochtar dan Paul Permadi, 1986, Sari Literatur Jawa: Abstract of Javanese Literature II, Jakarta: Perpustakaan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar