The Story of Indonesian Heritage

Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara

Kawasan Kesawan merupakan sebuah kawasan yang menyimpan nilai historis seiring perkembangan Kota Medan pada awal abad ke-19. Kesawan dahulu kala adalah sebuah perkampungan yang menjadi tempat aktivitas perdagangan masyarakat yang hendak berdagang hasil-hasil ladang dan kebun mereka, kemudian Pemerintah Kolonial Belanda masuk dan membuka Kota Medan menjadi lahan perkebunan, dan daerah tersebut yang dijadikan pusat perdagangan pada masa itu.
Ditandai dengan munculnya bangunan publik sebagai penunjang kawasan tersebut, Kesawan menjadi bagian dari Kota Lama Medan. Salah satu bangunan publik yang masih berdiri saat ini adalah sebuah yang kini menjadi Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.
Gedung ini terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 107 Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi bangunan ini berada di antara bangunan kuno lainnya, yaitu rumah Tjong A Fie yang legendaries dan gedung Bank Mandiri Cabang Kesawan yang cukup megah.
Menurut sejarahnya, gedung ini dulu merupakan sebuah bangunan milik N.V. Boekhandel en Drukkerij v/h Varekamp & Co, sebuah perusahaan penerbit dan toko buku di Medan. Gedung ini dibangun sekitar tahun 1920-an. Dinamakan Varekamp & Co karena perusahaan ini didirikan oleh mendiang Anton Pieter I Varekamp yang lahir di Rotterdam pada 11 Oktober 1879 dan meninggal pada umur 67 tahun atau tepatnya pada 1 Juni 1947 di Haarlem. Ayahnya bernama Jacob III Varekamp (1853-1901) dan ibunya bernama Lena Cornelia de Wachter (1858-1919).


Salah satu hasil terbitannya yang cukup melegenda kala itu adalah De Sumatera Post. Sebelum dibeli oleh Anton Pieter I Varekamp pada tahun 1914, perusahaan penerbit De Sumatera Post adalah milik seorang pengusaha perkebunan yang berasal dari Jerman yang tinggal di Medan semenjak 1890-an, namanya Jozeph Hallermann. Sehingga, sebelum berubah menjadi Varekamp & Co, bangunan gedung ini juga sempat dikenal sebagai gedung Drukkerij J. Hallermann.
Gedung Varekamp & Co adalah bangunan berlantai dua dengan luas tanah pertapakan perkantoran seluas 1.391 m². Kondisi aslinya gedung ini memiliki lorong di tengah dan dua buah menara di sebelah kiri dan kanan gedung. Berdasarkan fungsi, ruangan yang ada di sebelah kanan adalah untuk kantor administrasi percetakan dan di sebelah kirinya adalah ruangan yang digunakan sebagai toko buku, sedangkan lorong yang ada di tengah-tengah ruangan adalah jalan untuk menuju tempat percetakan.
Gedung Varekamp & Co memang sengaja dikonstruksi sebagai bangunan yang fungsional, di mana didalamnya terdapat kantor penerbit, toko buku, dan percetakan yang konsep bangunan bergaya arsitektur Art Deco. Dalam perjalanannya, Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran modern, antara lain Kubisme, Futurisme dan Konstruktivisme serta juga mengambil ide-ide desain kuno misalnya dari Mesir, Syiria dan Persia.
Kendati gedung ini telah masuk dalam daftar benda cagar budaya  (BCB) di Kota Medan, bukan berarti gedung ini terawat dengan baik sesuai dengan UU BCB No. 11 Tahun 2010. Bahkan disinyalir, dari kemegahan berubah menjadi kekumuhan.
Dari sisi interior bangunan, saat ini gedung Varekamp & Co tidak memberikan gambaran fungsi pada masa lalu. Karena alasan praktis dan ekonomis, bagian dalam interior bangunan tersebut saat ini tidak lagi memberikan informasi yang utuh mengenai sejarah gedung ketika pertama kali dibangun. Pada ruangan depan, tatanan interior dan furnitur yang sekarang dipakai menjadikan ruangan bertambah sempit karena tata letak dari meja dan kursi sangat kontras kondisinya dengan pada saat awal pembangunan gedung. Saat ini ruangan dipergunakan sebagai pusat informasi wisatawan. Bagian ruang pameran perlu peninjauan kembali atas peruntukan ruangan dan penempatan furnitur maupun ruang etalase gedung ini.
Dari sisi eksterior, menunjukkan banyak bangunan lama tidak mengesankan bangunan cagar budaya. Posisi gedung yang saling berhimpitan dengan bangunan-bangunan sekitarnya sangat mempengaruhi keberadaan gedung sehingga terlihat sempit. Banyak bangunan lama yang di bagian dindingnya bertuliskan nama gedung pada masa dahulu, namun saat ini tulisan tersebut sengaja dihilangkan. *** [140314]

Kepustakaan:
Damardjati Kun Marjanto, Ernayanti dan Robby Ardiwijaya, 2013, Permasalahan dan Upaya Pelestarian Kawasan Kota Lama di Medan, dalam Jurnal Kebudayaan Vol. 8 No. 1 Tahun 2013
Stamboon Varekamp atau Silsilah Varekamp dalam http://www.genealogieonline.nl/en/stamboom-varekamp/I13.php
Team North Sumatera Heritage, Pengelolaan Kota Tua: Evaluasi Konstruksi Bangunan Benda Cagar Budaya Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara (Upaya Pengelolaan Bangunan BCB di Kota Tua Kesawan), dalam http://wwwnorthsumateraheritage.blogspot.com/
Share:

1 komentar:

  1. Yuk dibaca dulu berita terkini



    http://mynewgooger.blogspot.co.id/2017/06/blog-post_83.html

    http://infomaam.blogspot.com/2017/06/tanah-belum-kering-kuburan-jupe-sudah.html



    http://ssekilasberita.blogspot.com/2017/06/blog-post.html



    Hanya Dengan 1 Usher Id Saja Sudah Bisa Bermain Semua Games Seperti :


    1. Sportbook
    2. Togel
    3. Tangkas
    4. Keno
    5. Slot
    6. Togel
    7. 855 Crowm
    8. Gd88

    Dan masih banyak lagi yang lainya


    Angkasa Bola Juga Memiliki Bonus Yang Menarik Loh Bosku Seperti :


    1. Bonus Cashback 5%
    2. Bonus Refferal 2,5%
    3. Bonus Rollingan Casino 0,8%

    Keunggulan AngkasaBola

    1. Fast Respon Livechat 24 Jam''
    2. Langsung Dilayani Oleh Cs Kami Yang Cantik Dan Proffesional
    3. Kepuasan Member Adalah Prioritas Utama Kami
    4. Wd Berapapun Akan Kami Bayar


    Jangan tunggu lagi bosku , jangan menunda kemenangan besar bosjku
    langsung saja join dengan kami di www.angkasabola.com


    Info :

    bbm : 7B3812F6
    Twitter : CsAngkasabola
    Instagram : Cs1Angkasabolaa
    Line : Angkasabola
    Facebook : Angkasabola


    BalasHapus

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami