Menurut
definisi yang diusung oleh International
Council of Museum (ICOM), museum adalah lembaga yang tidak mencari
kentungan, bersifat permanen yang melayani masyarakat dan perkembangannya,
terbuka untuk umum, yang bertugas mengumpulkan, melestarikan, meneliti,
mengkomunikasikan dan memamerkan warisan sejarah kemanusiaan yang berwujud
benda dan tak benda beserta lingkungannya, untuk tujuan pendidikan, penelitian,
dan hiburan.
Berdasarkan
definisi ini, sesungguhnya museum mengemban tugas melayani masyarakat dan
terbuka untuk umum serta mengandung arti pelayanan yang diberikan oleh museum
yang berlaku bagi siapa saja. Kunjungan ke museum dengan berbagai alasan
seperti untuk melakukan penelitian, untuk belajar, dan untuk bersenang-senang.
Tak terkecuali bila Anda mengunjungi Museum Wallacea.
Museum Wallacea terletak di Jalan Mayjen S. Parman, Kelurahan Kemaraya, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi museum ini di lantai empat lingkungan Universitas Haluoleo Program Pascasarjana atau yang dikenal dengan Kampus Abdullah Silondae.
Seperti
yang tertulis di dinding dalam museum, disebutkan bahwa inisiator lahirnya
Museum Wallacea Universitas Haluuleo (Unhalu) adalah Prof. DR. Ir. Usman
Rianse, MS sejak tahun 2009. Beliau adalah seorang Rektor Unhalu yang ingin
mengimplementasikan Ilmu Ekonomi Lingkungan dengan Prinsip Hubungan dan
Keberlanjutan Antar Generasi atau yang dikenal dengan istilah “Save Our Earth”.
Gagasan ini akhirnya diwujudkan bersama seluruh pusat studi yang ada di Unhalu yang diharapkan dapat menjadi basis peningkatan ilmu pengetahuan tentang keanekaragaman hayati dan budaya, khususnya di lingkungan Unhalu. Selain melestarikan keanekaragaman kebudayaan Sulawesi, Museum Wallacea juga menjadi tempat diabadikannya jurnal-jurnal ilmiah dan merupakan tempat dilestarikannya keanekaragaman organisme air, darat, dan mikroorganisme di sekitar kawasan Sulawesi sampai kepulauan Raja Ampat, Papua. Sehingga, museum ini sesungguhnya hanya akan menyimpan keanekaragaman hayati dan budaya dari wilayah yang dikelilingi garis imajiner yang disebut garis Wallacea.
Garis
tersebut dinamakan Wallacea untuk menghormati Alfred Russel Wallace, yang
menyadari perbedaan yang jelas pada saat berkunjung ke Hindia Timur pada abad
ke-19. Garis ini melalui Kepulauan Melayu, antara Kalimantan dan Sulawesi, dan
antara Bali (di barat) dan Lombok (di timur). Daerah yang termasuk dalam
kawasan Wallacea mulai dari Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Kepulauan Maluku
sampai Kepulauan Raja Ampat.
Museum
yang diresmikan pada hari Jumat, 6 April 2012 memang baru memiliki koleksi
sekitar 230 buah namun akan diperbanyak terus koleksinya. Koleksi tersebut
disimpan dan dipajang di di lantai empat gedung pascasajana Unhalu. Ruangan
museum tersebut terdiri dari sebuah beranda dan lima buah ruang yang
masing-masing ruang menyimpan jenis koleksi yang berbeda. Koleksi yang disimpan
di museum ini dikelompokkan menjadi koleksi keanekaragaman hayati perairan,
keanekaragaman hayati daratan, keanekaragaman hayati mikroorganisme, dan
keanekaragaman budaya kawasan Wallacea. ***
[081014]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar