Stasiun
Kereta Tarik (TRK) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Tarik,
merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
Operasi (Daop) 8 Surabaya yang berada pada ketinggian + 16 m di atas permukaan
laut.
Stasiun
ini terletak di Jalan Jatisari-Tempuran, Desa Tarik, Kecamatan Tarik, Kabupaten
Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di depan Kantor
Kepolisian Sektor (Polsek) Tarik.
Bangunan
Stasiun Tarik ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda. Diperkirakan
pembangunan stasiun ini bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api dari Sidoarjo-Mojokerto-Sembung
yang dikerjakan oleh perusahaan kereta api milik pemerintah di Hindia Belanda, Staatspoorwegen (SS) dari tahun 1880
hingga 1881 sebagai bagian dari proyek jalur kereta api di Jawa untuk line menuju bagian timur (oosterlijnen). Jalur sepanjang 64
kilometer ini, pengerjaannya dimulai dari Sidoarjo menuju Tarik terus
dilanjutkan ke arah barat yaitu Mojokerto.
Jadi pada waktu itu, kereta api yang ingin melakukan perjalanan dari Surabaya menuju Bandung melewati Stasiun Sidoarjo karena jalur rel kereta api dari Tarik melewati Sepanjang terus menuju Stasiun Wonokromo baru terwujud pada tahun 1898 dengan panjang 30 kilometer. Jalur ini mampu memperpendek hingga 34 kilometer dari Surabaya menuju Bandung.
Sejak
dua jalur tersebut, yaitu Sidoarjo-Tulangan-Tarik dan Wonokrom-Sepanjang-Tarik,
terhubung pada tahun 1898 maka Stasiun Tarik menjadi stasiun yang cukup
strategis karena menjadi stasiun persilangan yang besar. Namun, dalam
perjalanan sejarahnya jalur Sidoarjo-Tulangan-Tarik sempat dinonaktifkan pada
tahun 1972 tapi sekarang ini jalur tersebut kembali difungsikan sebagai bagian
dari relokasi rel ke arah barat sebagai akibat dari peristiwa lumpur Lapindo.
Selain itu, juga mengurai jadwal perkeretapian di Daop 8 Surabaya yang kian
berkembang dengan banyaknya kereta api baru maupun commuter line.
Stasiun
ini memiliki 5 jalur. Jalur 1 dan 2 digunakan sebagai sepur lurus, jalur 3
menjadi jalur persilangan, dan jalur 4 merupakan jalur menuju Sidoarjo.
Sedangkan jalur 5 dijadikan jalur darurat. ***
[030614]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar