Stasiun
Kereta Api Probolinggo (PB) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Probolinggo,
merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah manajemen PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
Operasi (Daop) 9 Jember yang berada pada ketinggian + 5 m di atas permukaan
laut, dan merupakan stasiun kelas I.
Stasiun
ini terletak di Jalan K.H. Mas Mansyur No. 26, Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan,
Kota Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Lokasi stasiun ini berada di sebelah utara
atau depan Alun-Alun Probolinggo.
Bangunan Stasiun Probolinggo ini merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda. Pembangunan stasiun ini diperkirakan bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api dari Pasuruan-Probolinggo-Klakah yang dikerjakan oleh perusahaan kereta api milik pemerintah di Hindia Belanda, Staatsspoorwegen, dari tahun 1884 hingga tahun 1895. Jalur tersebut merupakan bagian dari proyek jalur kereta api di Jawa untuk line menuju bagian timur (oosterlijnen) sepanjang 74 kilometer. Pengerjaannya dimulai dari Pasuruan menuju Probolinggo dan selesai pada tahun 1884, selang sepuluh tahun barulah dilanjutkan pengerjaannya dari Probolinggo menuju Klakah.
Dulu, di sebelah timur Stasiun Probolinggo terdapat stasiun kecil, yaitu Stasiun Jati, dan diteruskan ke Kraksaan. Jalur ini dikerjakan pada tahun 1897. Kemudian dari Kraksaan bercabang ke Stasiun Kalibuntu dan ke Stasiun Paiton melewati Jabung yang selesai dikerjakan pada tahun 1898. Untuk jalur dari Probolinggo-Jati-Gending-Kraksaan yang diteruskan ke Kalibuntu maupun ke Paiton dikerjakan oleh Probolinggo Stroomtram Maatschappij (PbSM). Tapi jalur tersebut sekarang ini sudah tidak aktif lagi.
Peletakan Stasiun Probolinggo adalah salah satu contoh terintegrasinya peletakan stasiun dengan tata ruang kotanya serasa keseluruhan. Sumbu utama kota adalah Jalan Suroyo, yang pada masa Hindia Belanda dikenal dengan Hereenstraat. Hereenstraat ini dulu menjadi jalan arteri utama Kota Probolinggo, yang membentang dari utara ke selatan. Bangunan stasiun terletak di akhir jalan sebelah utara dari sumbu kota tersebut. Sehingga kesan monumental bangunan stasiun sebagai “focal point” dari daerah tersebut sangat kuat sekali. Seperti halnya dengan semua kota pelabuhan maka Stasiun Probolinggo tersebut juga berhubungan langsung dengan pelabuhan. Letak pelabuhan yang ada di belakang stasiun tersebut justeru tidak mengganggu kehadiran bangunannya yang menghadap ke arah kota. Stasiun kota di Probolinggo benar-benar terlihat sebagai bangunan yang seolah-olah memancarkan pesannya ke seluruh penjuru kota.
Stasiun
ini memiliki 6 jalur. Dari 6 jalur tersebut, kini yang digunakan tinggal 4
jalur di mana jalur 1 dan 2 sebagai sepur lurus, dan sisanya sebagai
persilangan. Stasiun Probolinggo ini tergolong sebagai stasiun besar, sehingga
banyak aktivitas dalam menaikkan maupun menurunkan penumpang di stasiun ini. ***
[090814]
Fotografer: Renam Putra Arifianto & Budiarto Eko Kusumo
Fotografer: Renam Putra Arifianto & Budiarto Eko Kusumo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar