Kawasan
Jalan Pahlawan tempo doeloe dikenal
dengan Aloon-Aloonstraat. Dulu di
kawasan ini terdapat sebuah taman yang luas dan indah serta di tengah-tengahnya
ada gazebonya. Masyarakat Surabaya menyebutnya dengan alun-alun. Tapi,
alun-alun tersebut sudah tak ada, tergusur oleh gedung Bank Indonesia Cabang
Surabaya.
Seperti
daerah di Jawa lainnya, kawasan alun-alun pada umumnya menyimpan banyak sejarah
dari ceritera masa lalu yang saat ini masih dapat dilihat dari beberapa bangunan
di sekitarnya yang berkarakter kolonial maupun bangunan yang tampilannya masih
bertahan dari dulu hingga sekarang. Tak terkecuali, bangunan lawas yang bernama Gedung PT PELNI.
Gedung
ini terletak di Jalan Pahlawan No.114 Kelurahan Krembangan Selatan, Kecamatan Krembangan,
Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Lokasi gedung ini berada di sebelah selatan
gedung Badan Penanaman Modal Unit Pelaksana Teknis Provinsi Jawa Timur, atau di
sebelah utara gedung Kantor Gubernur Provinsi Jawa Timur.
Gedung PT PELNI ini awalnya merupakan gedung Stoomvaart Maatschappij Nederland (Kantoorgebouw Stoomvaart Maatschappij Nederland aan de Aloon-Aloostraat te Soerabaja), yang dirancang oleh biro arsitek N.V. Algemeen Ingenieurs- en Architecten Bureau (A.I.A. Bureau). Pembangunan gedung berlantai dua ini memakan waktu dua tahun, dimulai tahun 1931 dan selesai pada tahun 1932.
Stoomvaart Maatschappij Nederland (SMN)
adalah perusahaan pelayaran samudera yang didirikan pada tahun 1870. Tujuannya
untuk menyelenggarakan pelayaran langsung dari Belanda ke Hindia Belanda, dan
sebaliknya.
Surabaya
terpilih untuk membuka kantor cabang, karena Surabaya berada di jalur pelayaran
samudera yang strategis di Hindia Belanda. Kegiatan pelayaran di Surabaya
tergolong ramai kala itu. Kapal-kapal layar besar yang singgah di pelabuhan
Surabaya datang dari berbagai negara, seperti Denmark, Inggris, Belanda,
Belgia, Jerman, Perancis dan Tiongkok. Tak hanya itu, pelayaran antar pulau di
Hindia Belanda juga dibuka, seperti Surabaya-Semarang-Batavia pp,
Surabaya-Makassar pp, Surabaya-Batavia-Padang pp, maupun
Surabaya-Makassar-Manado-Ternate-Ambon pp.
Selama
pendudukan Jepang, gedung ini pernah dijadikan Kantor Berita Domei. Pada hari
Jumat tanggal 17 Agustus 1945 pukul 11.15 WIB, berita Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia diterima oleh Markonis Yacob. Meskipun disensor oleh Jepang berita
itu dengan cepat menyebar ke seluruh Jawa Timur.
Setelah
Indonesia merdeka, gedung SMN ini sempat mengalami beberapa kali pergantian
kepemilikan atau penggunanya. Pada 1959 pernah dipakai oleh perusahaan Central
Trading Company, kemudian pada 1964 perusahaan pelayaran PT Jakarta Lloyd.
Lalu, pada 1991 bangunan ini dibeli oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia
(PELNI).
Sejak
bangunan baru PT PELNI yang lebih besar dan tinggi selesai dibangun di
sampingnya, bangunan lawas nan
bersejarah tersebut menjadi kosong. Bahkan, ketika saya mengunjunginya tampak
terpasang spanduk yang terpasang di dinding muka. Bunyi spanduk itu adalah Commercial For Rent. *** [070216]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar