The Story of Indonesian Heritage

Stasiun Kereta Api Rangkasbitung

Stasiun Kereta Api Rangkasbitung (RK) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Rangkasbitung, merupakan salah satu stasiun kereta api kelas besar tipe C yang berada di bawah manajemen  PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta, yang berada pada ketinggian + 22 m di atas permukaan laut. Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun Rangkasbitung No. 1, Desa Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Lokasi stasiun ini berada di sebelah timur palang kereta api Jalan Tirtayasa.
Bangunan Stasiun Rangkasbitung merupakan bangunan peninggalan masa Hindia Belanda, yang pembangunannya bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api Duri-Rangkasbitung sepanjang 76 kilometer, yang dikerjakan oleh  Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, dan diresmikan pada 1 Oktober 1899.


jalur kereta api Duri-Rangkasbitung ini merupakan bagian dari proyek besar jalur kereta api jalur Barat jilid 2 (Westerlijnen-2) hingga Merak. Pengerjaan proyek jalur kereta api ini dilaksanakan searah. Setelah jalur rel Duri-Rangkasbitung selesai, maka dilanjutkan jalur rel Rangkasbitung-Serang-Cilegon (1900), dan Rangkasbitung-Labuhan (1906).


Namun semenjak 1984, jalur Rangkasbitung-Labuhan ini sudah tidak aktif lagi. Pada jalur ini dulunya juga ada percabangan jalur rel  dari Saketi menuju Goenoengmandoer yang dikerjakan oleh para romusha pada tahun 1943. Jalur kereta api itu memiliki beberapa halte (stasiun kecil), seperti Tjimangoe, Kadoehaoek, Djaloepang, Pasoeng, Kerta, Gintoeng, Malingping, Tjilangkahan, Soekahoedjan, Tjihara, Panjawoengan, Bajah, dan terakhir Goenoengmandoer.


Pembangunan Stasiun Rangkasbitung ini tidak terlepas dari berkembangnya Kabupaten Lebak menjadi wilayah yang menjadi basis perkebunan yang terdapat di Zuid-Bantam (Banten Selatan) kala itu. Masuknya sejumlah investasi pada perkebunan-perkebunan besar oleh para pengusaha Belanda maupun Eropa lainnya, telah mengubah wajah Rangkasbitung menjadi daerah kolonial yang cukup berkembang pada waktu. Sejumlah fasilitas publik maupun permukiman didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda di Kabupaten Lebak, termasuk di antaranya stasiun ini.
Stasiun Rangkasbitung memiliki 4 jalur dengan jalur 1 digunakan sepur lurus, yang ke arah barat menuju Stasiun Jambu Baru, dan yang ke arah timur menuju Stasiun Citeras. Sedangkan jalur 2, 3, dan 4 digunakan untuk persilangan atau persusulan antarkereta api yang melintas di Stasiun Rangkasbitung.
Stasiun Rangkasbitung yang memiliki gedung dinas seluas 164 m² dan tercatat sebagai aset PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan nomor register 266/06.42314/RK/BD ini kini terus berkembang sejak dilakukan elektrifikasi pada 1 April 2017. Lalu lalang, KRL Commuter Line dengan relasi Rangkasbitung-Tanahabang p.p. telah menghiasi stasiun ini. Stasiun ini juga tumbuh menjadi stasiun yang sibuk dengan aktivitas menaikkan maupun menurunkan penumpang di daerah Banten. *** [190818]
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami