The Story of Indonesian Heritage

Kompas, Mata Angin Penunjuk Arah

Kompas dengan empat, delapan, atau 32 penjuru mata angin mempunyai kisah yang panjang. Semua bermula dari penemuan biji magnet oleh orang Cina kuno, dan pengembangan kompas di Eropa. Pada awal abad ke-16, diketahui para pelaut Nusantara telah terbiasa menggunakan kompas dan peta.
Orang Cina kuno menemukan biji magnet yang diikatkan pada seutas tali. Hasilnya, ia akan selalu menunjukkan arah utara. Pada abad ke-12, para penjelajah Eropa berhasil membuat kompas dengan menggosokkan  sebatang jarum pada biji magnet. Penemuan ini memicu perkembangan kompas, hingga seperti yang kita kenal sekarang.
Dengan ditemukannya kompas -- alat yang bisa menentukan empat arah mata angin (Barat, Timur, Utara, Selatan) -- maka pelayaran menjadi lebih terbantu. Pelaut asal Yaman, Ibnu Majid alias Sihabuddin Ahmad bin Majid bin Amr ad-Duwaik yang dikenal sebagai ‘penakluk’ Laut Merah dan Samudera Hindia pada abad ke-15, berhasil menciptakan kompas yang berbeda dari umumnya, yaitu kompas dengan 32 arah mata angin.
Ibnu Majid menulis Hawiyah al-Ikhtisar fi Usul ilm al-Bihar (Rangkuman Ilmu Kelautan) dan al-Fawaid fi Usul ilm al-Bahr wa al-Qawaid (Pedoman Dasar Ilmu Kelautan).  Di dalamnya ia menggambarkan 28 posisi bulan, posisi bintang-bintang yang dihubungkan dengan 38 titik yang terdapat dalam kompas, rute-rute perjalanan di Samudera Hindia, dan peta beberapa pelabuhan. Berisi pula peta hampir seluruh Arab, Madagaskar, Sumatera, Jawa, Taiwan, Srilanka, Zanzibar, Bahrain, dan Sokotra. Ia menjelaskan pula tentang musim-musim yang aman bagi pelayaran, dan peta yang amat rinci karena mencatat daerah dangkal atau berkarang.
Kisah lain, Ludovico di Vathema pada tahun 1506 dalam perjalanannya dari Pulau Kalimantan ke Jawa menyebutkan, ia melihat kompas digunakan oleh nakhoda kapal yang ditumpanginya. Selain kompas, kapal tersebut juga mempunyai sebuah peta yang penuh dengan garis-garis panjang dan melintang sebagai alat navigasi pelayarannya.
Selain kompas, alat navigasi lain yang kerap digunakan dalam pelayaran adalah sextant (alat yang bisa mengukur ketinggian benda-benda langit dengan akurat), teleskop (teropong untuk melihat jarak jauh), astrolabe (alat untuk mengukur jarak utara atau selatan titik koordinat kapal dari garis lintang), quadrant (alat yang berfungsi untuk menghitung koordinat kapal dengan mengukur jarak sudut matahari, bulan, dan bintang dari titik puncaknya), jam pasir yang berguna untuk mengetahui waktu posisi kapal, dan sebagainya. ***
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami