Ia adalah figur seorang cerdik cendekia pribumi yang bersemangat besar dalam memperjuangkan nasib bangsanya dari tekanan penjajah. Melalui suratkabarnya yang berbahasa Belanda ‘Nationale Commentaren’, Doktor lulusan Universitas Swiss ini banyak mengkritik dan menelanjangi kecurangan-kecurangan Belanda. Begitu tajamnya kritik yang dilancarkan Ratulangie sehingga Belanda merasa tidak senang dan berupaya membungkamnya.
Dengan perangkap licik, Belanda berhasil membawa Ratulangie ke Pengadilan dan menjebloskan ke penjara Sukamiskin selama 4 bulan. Selama dalam penahanan sebagai seorang intelektual, Ratulangie tetap tidak tinggal diam. Di penjara, ia menulis buku yang diberi judul ‘Indonesia in den Pasific’, yakni ulasan dan kupasan tentang kedudukan Indonesia yang strategis di kawasan lalu lintas Pasifik.
Begitu keluar dari Sukamiskin, ia langsung menerbitkan kembali Nationale Commentaren. Dalam masa awal kemerdekaan oleh Republik, Ratulangie ditunjuk sebagai Gubernur Sulawesi, sebagai Gubernur ia tetap berjuang dengan gigih melawan Belanda dengan NICA-nya yang masih berusaha masuk kembali ke bumi Indonesia.
Dr. Sam Ratulangie meninggal di Jakarta, 30 Juni 1949 dalam usia menjelang 60 tahun. Ia dilahirkan di Tondano, 5 November 1890. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar