Pemancar ini dijuluki “Radio Kambing” karena pernah disembunyikan oleh para pejuang RRI dan TNI di dalam kandang kambing untuk mengelabui Tentara Belanda di Desa Balong, lereng Gunung Lawu pada saat terjadi Clash II tahun 1948 – 1949. Pemancar ini disungsikan karena Studio RRI Solo diserang oleh Tentara Belanda.
Pemancar ini diduga merupakan pemancar yang sama yang pernah digunakan oleh SRV (Solosche Radio Vereneeging) untuk menyiarkan secara langsung music gamelan dari Solo – Belanda untuk mengiringi Gusti Nurul (puteri Sri Mangkunegoro VII) membawakan Tari Bedhaya Srimpi di Istana Kerajaan Belanda di Den Haag, tanggal 7 Januari 1937. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar