Stasiun
Kereta Api Parung Panjang (PRP) atau yang selanjutnya disebut dengan Stasiun Parung
Panjang, merupakan salah satu stasiun kereta api yang berada di bawah
manajemen PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta yang berada pada ketinggian + 54 m di atas
permukaan lain. Stasiun Parung Panjang terletak di Jalan Sayuti No. 2 Desa
Parungpanjnag, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Lokasi stasiun ini berada di sebelah selatan Pasar Parung Panjang.
Bangunan
Stasiun Parung Panjang yang lama merupakan bangunan peninggalan masa Hindia
Belanda, yang pembangunannya bersamaan dengan pembangunan jalur rel kereta api
Duri-Rangkasbitung sepanjang 76 kilometer. Pengerjaan jalur kereta api ini
dilakukan oleh Staatsspoorwegen (SS),
perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1899
berbarengan dengan pengerjaan jalur kereta api Duri-Tangerang.
Proyek jalur kereta api Duri-Rangkasbitung ini merupakan bagian dari proyek besar jalur kereta api jalur Barat jilid 2 (Westerlijnen-2) hingga Merak. Pengerjaan proyek jalur kereta api ini dilaksanakan searah. Setelah jalur rel Duri-Rangkasbitung selesai, maka dilanjutkan jalur rel Rangkasbitung-Serang-Cilegon (1900), dan Cilegon-Merak (1914).
Dulu,
stasiun ini merupakan stasiun yang cukup besar, bahkan lebih besar dari Stasiun
Tanah Abang. Karena stasiun ini, oleh Pemerintah Hindia Belanda dijadikan
stasiun pembantu untuk bengkel. Hal ini mengingat letak stasiun ini yang berada
di tengah-tengah antara Merak dan Jakarta.
Sejak menjadi salah satu stasiun yang terelektrifikasi, Stasiun Parung Panjang berubah menjadi stasiun yang sibuk akan aktivitas menaikkan dan menurunkan penumpang, baik yang akan bepergian ke Jakarta atau sebaliknya. Di samping bangunan stasiun yang lama pun akhirnya didirikan stasiun baru yang lebih besar dan modern dengan dua lantai.
Stasiun
yang memiliki bangunan lama seluas 140 m² ini telah tercatat oleh PT Kereta Api
Indonesia (Persero) sebagai aset dengan nomor register 258/06.16360/PRP/BD, dan
memiliki 4 jalur. Jalur 1 dan 4 digunakan untuk parkir KRL. Jalur 2 digunakan
untuk jalur yang menuju ke arah barat, yaitu Stasiun Cilejit hingga Merak.
Sedangkan, jalur 3 digunakan untuk jalur menuju ke arah timur, yaitu Stasiun
Serpong hingga Tanah Abang.
Seperti
Stasiun Sudimara, bangunan stasiun lamanya masih bisa berdampingan dengan stasiun
barunya. Sesuatu antisipasi pekerjaan yang sangat bagus. Tinggal bagaimana
pemeliharaan dan perawatan terhadap bangunan stasiun yang lama. Akankah
terbengkelai atau bersanding saling mengisi. Waktulah yang akan menjawabnya. *** [010516]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar