Desa Sidorahayu
merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa dataran sedang,
yaitu antara 450 meter di atas permukaan air laut. Berdasarkan keadaan data BPS
Kabupaten Malang tahun 2010, curah hujan rata-rata mencapai 217 mm.
Berdasarkan
data administrasi pemerintahan Desa Sidorahayu tahun 2015, jumlah penduduknya
adalah 8.802 orang dengan jumlah 2.605 KK dengan luas wilayah 441,678 hektar. Desa
Sidorahayu terdiri atas lima dusun, yaitu Dusun Tulusayu, Dusun Niwen, Dusun
Bunder, Dusun Losari, dan Dusun Bunton. Sebagian besar penduduknya
bermatapencaharian dalam sektor pertanian yang didukung oleh lingkungan alam
yang menopang pertanian, di samping ada juga yang menjadi buruh pabrik rokok
mengingat di daerah Kecamatan Wagir dan sekitarnya banyak berdiri perusahaan
rokok.
Secara
administratif, Desa Sidorahayu dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di
sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota
Malang. Di sebelah barat berbatasan dengan Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir. Di
sisi selatan berbatasan dengan Desa Parangargo, Kecamatan Wagir, sedangkan di
sisi timur berbatasan dengan Kelurahan Bakalan Krajan, Kecamatan Sukun, Kota
Malang. Jarak tempuh Desa Sidorahayu ke ibu kota Kecamatan Wagir yaitu sekitar
1 kilometer. Sedang jarak ke ibu kota Kabupaten Malang adalah sekitar 7
kilometer.
Dalam
Profil Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang Tahun 2015, diceriterakan
bahwa desa ini awalnya dikenal dengan Desa Banjar Rejo dengan lurahnya yang
bernama Ki Demang Harum. Ki Demang Harum dikenal sebagai Kepala Desa yang baik
budi lagi dermawan.
Kebaikan
Ki Demang Harum tersebut cukup memiliki kharisma dan berpengaruh terhadap
masyarakat sekitarnya, sehingga sampai sekarang setiap bulan Syawal makamnya
selalu ramai dikunjungi orang dalam acara bersih dusun mengingat jasa beliau
sebagai seorang yang bedah krawang
desa atau babat alas. Makam beliau
berada di Dusun Niwen (krajan).
Menurut
Suwardono, dosen Sejarah IKIP Budi Utomo Malang, Niwen dulunya merupakan desa
kuno yang bernama Peniwen yang tercatat dalam prasasti Pamotoh yang dikeluarkan
semasa Kerajaan Kediri. Prasasti ini diresmikan pada tanggal 6 bulan Posha
(Desember-Januari) tahun 1120 Çaka
atau bertepatan dengan tahun 1198 Masehi.
Sebagai
desa induk Peniwen justru namanya diganti nama baru seperti Bakalan Krajan dan
Sidorahayu, sedangkan Peniwen atau toponimi dari Niwen malah sekarang menjadi
nama dusun bagian dari Desa Sidorahayu. Penggantian nama menjadi Desa
Sidorahayu sendiri terjadi pada tahun 1928. Nama Sidorahayu disematkan menjadi
nama desa dengan harapan semua masyarakat menjadikan desa ini menjadi desa yang
rahayu atau selamat serta bagus. Adapun
yang menjadi kepala desa yang pertama adalah Djojoarjo (1928-1947). ***
[211116]
Kepustakaan:
Peraturan Desa Sidorahayu Nomor 8
tentang RPJM-Des Tahun 2013-2018
http://malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65593/peneliti-temukan-artefak-desa-kuno&catid=46:tribunngalam&Itemid=71
Tidak ada komentar:
Posting Komentar