The Story of Indonesian Heritage

Gedung Bruderan Purbayan Surakarta

Jalan Sugiyopranoto merupakan bagian dari jalan yang ada di Surakarta, atau lebih akrab dengan sebutan Solo. Jalan ini berawal dari timur (pertigaan Jalan Arifin) hingga barat (perempatan Pura  Mangkunegaran sisi timur). Dari setengah panjang jalannya, memiliki memori yang panjang berkaitan dengan ihwal sekolahan-sekolahan yang berbasis Katolik, seperti SD Pangudi Luhur I dan II, SD Marsudirini, SMP Kanisius I serta SMK Grafika Kanisius. Selain itu, ada juga bangunan lawas nan megah di tengah-tengah lingkungan tersebut yang masih berhubungan dengan sekolah-sekolah tadi. Bangunan lawas tersebut dikenal dengan Gedung Bruderan Purbayan. Gedung ini terletak di Jalan Sugiyopranoto No. 5 RT. 04 RW. 05 Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi gedung ini berada di depan Hotel Griyadi Sahid Kusuma, atau sebelah timur SMP Kanisius 1 Surakarta.
Bruderan Purbayan merupakan tempat pendidikan calon bruder dan sekaligus asrama bagi para bruder, yang dibangun pada tahun 1926. Kata bruder berasal dari bahasa Belanda yang artinya saudara laki-laki, atau kalau dalam bahasa Inggris dikenal dengan brother. Namun pengertian bruder yang ada di Bruderan Purbayan ini menunjuk kepada sebutan bagi seorang rohaniwan Katolik awam yang menjalani kesederhanaan, selibat dan ketaatan. Seorang bruder biasanya tinggal dalam suatu komunitas dan bekerja dalam pelayanan. Hidup religius harus sederhana dan serius, tetapi tidak boleh melupakan kesetiakawanan dan persahabatan yang memegang peranan penting dalam hidup para bruder.


Kehadiran para bruder di Purbayan ini tidak lepas dari peran para missionaris yang sudah lebih dahulu mendirikan Gereja Santo Antonius Purbayan. Ketika Pastor Hoevenaars, SJ berkarya di Surakarta, ia memperkenalkan agama Katolik melalui sarana pendidikan seperti Staandardschool, Sekolah Rakyat, dan Hollandsc-Indlandsche School (HIS).
Para misionaris tersebut berusaha mendatangkan tenaga pengajar dari kongregasi Katolik di Belanda untuk memajukan pendidikan Katolik di Solo. Kongregasi yang ditugaskan dalam misi pendidikan di Solo adalah Kongregasi Bruder FIC (Fratrum Immaculatae Conceptionis) dan para Suster Fransiskanes. Tahun 1924, Kongregasi Bruder FIC datang ke Solo karena Paroki Purbayan membutuhkan tenaga pengajar untuk sekolah Katolik yang ada di Solo. Pada tanggal 20 September 1924, Kongregasi FIC di Yogyakarta mengirim beberapa Bruder FIC ke Solo untuk membantu dan memajukan misi pendidikan.
Akhirnya, di Solo didirikanlah Bruderan sebagai rumah ketiga di Jawa setelah Yogyakarta dan Muntilan oleh Bruder FIC. Pada bulan Mei 1926 diangkat kepala Bruderan yang pertama yaitu Br. Siardus serta peresmian pada tanggal 23 Juni 1926 nama gedungnya tersebut dikenal dengan Bruderan Purbayan, karena lokasi bangunan Bruderan tersebut berada di Jalan Sugiyopranoto yang dulu dikenal dengan nama Purbayan.
Pimpinan FIC di Yogyakarta mengirim dua Bruder FIC lagi untuk membantu rekan-rekan FIC di Solo. Mereka adalah Br. Aloysius Soegiardjo dan Br. Yacobus Hendrowarsito yang merupakan bruder Jawa untuk mempermudah komunikasi. Karya misi yang dilakukan Bruder FIC di Purbayan dimulai tahun 1926 ketika mengambil alih HIS pertama di Solo. Dengan pengambil alihan ini maka seluruh guru dan staf di HIS merupakan para Bruder FIC dan guru awam yang sudah dilatih oleh misionaris.
Bangunan Bruderan Purbayan memiliki dua laintai. Dilihat dari fasadnya, bangunan ini memiliki menara kecil pada bangunan induknya yang di atasnya terdapat salib. Di atas pintu utamanya terdapat deretan kaca patri sederhana, yang berfungsi untuk penyinaran ruangan dan sedikit ornamen di bagian depan. Pada bangunan Bruderan ini, selain berupa ruangan asrama bagi para bruder, juga ada ruang tamu, perpustakaan dan kapel yang dihiasi oleh ornamen yang berkisah dalam cerita Alkitab.
Tepat di bawah papan penunjuk alamat Bruderan ini, terdapat plakat perunggu yang menandakan bahwa bangunan ini merupakan Cagar Budaya No. 09-21/C/Pk/2012 yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surakarta Nomor: 646/116/I/1997. Cagar budaya ini juga dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. *** [300614]

Kepustakaan:
Heriyanto. (2014). Peran Gereja Santo Antonius Purbayan Terhadap Perkembangan Sekolah Katolik di Surakarta 1920-1942. Skripsi di FIS UNY
Van Vugt, Joos P.A. (2005). Bruder-Bruder dan Karya Mereka: Sejarah Lima Kongregasi Bruder dan Kegiatan Mereka di Bidang Pendidikan Katolik 1840-1970. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami