The Story of Indonesian Heritage

Monumen Peniwen Affair

Pulang dari menghadiri penyuluhan kesehatan jantung di giat Posbindu PTM Sejahtera Desa Jatiguwi pada Sabtu (17/04/2021), penulis diajak Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Malang menengok orang yang pernah bekerja di rumahnya. Namun sebelum menuju rumahnya, penulis diajak singgah ke bangunan bersejarah yang ada di desa itu.

Bangunan itu dikenal dengan Monumen Peniwen Affair yang terletak di Jalan Raya Peniwen, Dusun Kertorejo, Desa Peniwen, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Lokasi monumen ini tepat berada di selatan SD Negeri 2 Peniwen. Jaraknya sekitar 16 km dari ibu kota Kabupaten Malang, Kepanjen.

Monumen Peniwen Affair dari sisi selatan

Monumen ini didirikan atas prakarsa dari warga AMPI Rayon Sumberpucung yang kemudian mendapatkan bantuan dari warga AMPI Daerah Tingkat II Kabupaten Malang dan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Malang.

Pelaksanaan pembangunan monumen dilakukan oleh suatu panitia. Penggalian tanah sebagai permulaan pembangunan monumen pada tanggal 11 Agustus 1983 dan selesai pada tanggal 10 September 1983. Namun peresmian monumen tersebut baru dilaksanakan pada tanggal 10 November 1983.

Monumen Peniwen Affair dari sisi barat

Pendirian Monumen Peniwen Affair ini untuk mengenang anggota Palang Merah Remaja Desa Peniwen yang gugur dibantai KNIL (Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger) secara kejam dan keji pada masa Clash-II (Kartomihardjo, dkk., 1986). Palang Merah Remaja (The Youth Red Cross Monument in Peniwen) itu anggotanya terdiri dari para pemuda desa Peniwen dan sebagian anggota Brigade 16 Sektor Kawi Selatan (Pemda Malang, tanpa tahun).

Pada waktu menjalankan tugas merawat para pasiennya, mereka telah dipaksa Tentara Kerajaan Belanda yang umumnya berasal dari orang-orang pribumi (KNIL) untuk keluar dari Rumah Pengobatan Panti Husada (sekarang digunakan sebagai SD Peniwen) bersama-sama dengan pasiennya sekitar pukul 14.00.

Monumen Peniwen Affair dari gapura/pintu masuk halaman SDN 2 Peniwen

Sesampainya di luar, mereka disuruh jongkok dan ditembaki satu per satu. Merek telah gugur dalam menjalankan tugas kemanusiaan yang mulia.

Sikap membabi buta KNIL ini tidak terlepas dari keputusasaannya yang tidak bisa menemukan pusat pertahanan tentara pejuang Republik Indonesia yang menyingkir ke Peniwen usai melakukan serangan di Kepanjen.

Dengan adanya pembunuhan yang diawali penganiayaan terhadap pasien dan anggota Palang Merah Remaja itu, maka Jemaat Kristen Peniwen mengadakan protes ke Dewan Gereja Dunia (World Church Council) lewat Sinode Jawa Timur yang dipimpin oleh Pendeta Martodipuro.

Prasasti Monumen Peniwen Affair di sisi utara

Surat protes itu kemudian menghasilkan sejumlah kecaman dari dunia internasional kepada Belanda karena kejadian ini. Hal itu membuat Belanda bertambah geram, sehingga mereka kembali menyerbu Peniwen dengan mengerahkan pasukan artileri tempurnya gereja-gereja untuk menangkap sang pendeta.

Belanda akhirnya dituduh melakukan kejahatan perang karena menyerang anggota Palang Merah dan masyarakat sipil. Mereka pun akhirnya mundur dari Peniwen dan semakin menjauh dari Indonesia setelah tercapainya kesepakatan dalam Perjanjian Roem-Rojen pada Mei 1949.

Makam Pahlawan Palang Merah Remaja di depan monumen

Monumen dibangun di atas sebidang tanah milik desa, di tepi jalan desa jurusan Peniwen-Jambuwer, yang berjarak sekitar 300 m dari GKJW Peniwen. Monumen yang berbentuk patung figur seorang anggota Palang Merah Remaja sedang merangkul untuk menolong seorang anggota Palang Merah Remaja lainnya yang badannya penuh luka tembakan ini, menghadap ke arah selatan.

Patung berdiri di atas sebuah tiang penyangga/pilar yang bertumpu pada bagian dasar berbentuk persegi empat di atas dasar berbentuk persegi lima.

Pada bagian tengah badan tiang penyangga dijumpai 2 buah prasasti. Prasasti di bagian depan menghadap ke arah selatan tertulis “MONUMEN PENIWEN AFFAIR 19 FEBRUARI 1949”. Sedangkan, prasasti di bagia belakang menghadap ke arah utara bertuliskan “TELAH GUGUR DI SINI PARA PAHLAWAN REMAJA PMI DAN RAKYAT YANG GUGUR” yang diikuti 12 nama Pahlawan Remaja PMI dan 5 rakyat yang gugur. Akan tetapi deretan makam yang terbujur rapi dari barat ke timur di muka monumen itu hanya ada 10 jasad saja karena yang lainnya tidak dikebumikan di situ.

Selain prasasti, pada tiang penyangga itu juga terlihat ada relief. Relief itu menghadap ke arah barat, utara, dan timur. Relief tersebut menggambarkan adegan-adegan proses kejadian pada waktu terjadi pembantaian oleh KNIL di Peniwen.

Berdasarkan peristiwa bersejarah yang terjadi di tempat itu, sekarang Monumen Peniwen Affair menjadi salah satu dari dua monumen Palang Merah di dunia yang sudah diakui oleh internasional. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pun mengakuinya melalui salah satu badan, yakni UNESCO sebagai warisan sejarah dunia dari era perang dunia. *** [160621]


Kepustakaan:

Pemda Malang. (____). Monumen Peniwen Afair. Malang: Warga AMPI Kabupaten Dati II Malang

Kartomihardjo, Prayoga. & Saptono, Prapto. & Soekarsono.  (1986).  Monumen Perjuangan Jawa Timur.  Jakarta :  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional



Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Mutiara Kekunaan

Diberdayakan oleh Blogger.

Label

Blog Archive

Label

Statistik Blog

Sahabat Kekunaan

Hubungi Kami