Menyusuri
Jalan Budi Utomo memang seperti melakukan perjalanan tempo doeloe. Kawasan tersebut, dulunya dikenal dengan Weltevreden. Weltevreden didirikan, sebagai perluasan Batavia pada waktu.
Sehingga, di kawasan Weltevreden ini
juga meninggalkan jejak berupa bangunan kuno peninggalan Hindia Belanda yang
berada di kawasan ini. Salah satunya adalah Gedung Kimia Farma.
Gedung
ini terletak di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar,
Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta. Lokasi gedung ini berada di sebelah
kanan gedung Kementerian Keuangan, atau sebelah barat SMK 1 Jakarta.
Dulu,
Jalan Budi Utomo dikenal dengan nama Jalan Freemasonry, atau yang dalam bahasa
Belanda disebut Vrijmetselaarweg. Dinamakan
Jalan Freemasonry, karena di sepanjang jalan tersebut ada Loji Freemasonry
pertama di Asia yang dibangun di Batavia (kini Jakarta). Loji tersebut
dinamakan Loji La Choisie atau Loji
“Kaum yang Terpilih”.
Gedung
ini dibangun pada tahun 1761 oleh Petrus Albertus van der Parra atas prakarsa
Jacob Cornelis Matthieu (JCM) Radermacher yang pada waktu masih berusia 20
tahun. Orang ini sangat berperan penting dalam gerakan persaudaraan Freemasonry
di Batavia dan juga Asia.
Setelah jadi, gedung tersebut digunakan sebagai pusat gerakan Freemansory, atau tempat perkumpulan kaum theosofi De Ster in het Oosten atau Bintang Timur. Makanya di sejumlah literatur berbahasa Belanda, gedung tersebut kerap ditulis dengan nama Logegebouw De Ster in het Oosten (Bangunan Loji Bintang Timur). Perkumpulan tersebut merupakan underbow zionisme sejak abad ke-18 di Hindia Belanda. Dahulu, di sebelah loji ini terdapat perumahan para perwira dan petinggi Hindia Belanda.
Di
dalam bangunan loji tersebut, para anggotanya sering melakukan aktivitas ritual
menyembah simbol-simbol yang melambangkan cita-cita pikiran tertinggi manusia.
Bahkan, beberapa aktivitasnya di dalam loji adalah memanggil arwah-arwah atau
jin dan setan. Karena itu, gedung tersebut sering disebut oleh masyarakat
Betawi sebagai rumah atau gedung setan, karena memang di tempat itu mereka dulu
menyembah roh-roh dan setan.
Gedung
tersebut kemudian dirombak pada tahun 1848 menjadi megah seperti sekarang ini. Teras
depan dengan deretan kolom gaya Doric
menjadikan gedung tersebut memiliki ciri khas arsitektur gaya Indische Empire. Gaya arsitektur seperti
ini berkembang di Hindia Belanda, pada awalnya mencoba meniru arsitektur Eropa
pada pertengahan abad ke-18 dengan
datangnya Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811). Daendels adalah
bekas perwira tentara Louis Napoleon dari Perancis. Pada waktu itu, di Perancis
timbul aliran arsitektur Neoklasik.
Dandels
mengubah beberapa bangunan yang sudah berdiri maupun yang akan dibangun di
Hindia Belanda pada waktu itu, dengan suatu gaya Empire Style yang berbau Perancis. Gaya tersebut kemudian terkenal
dengan sebutan Indische Empire Style,
yaitu suatu gaya arsitektur Empire Style
yang disesuaikan dengan iklim, teknologi dan bahan bangunan setempat.
Seiring
dengan perjalanan sejarah, gedung tempat Loji La Choisie ini pada tahun 1917 dipakai sebagai kantor N.V. Chemicalien Handle Rathkamp & Co.,
perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur. Sejalan dengan kebijakan
nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, di tahun 1958 pemerintah RI
melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma.
Selanjutnya pada 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah jadi Perseroan Terbatas
menjadi PT. Kimia Farma (Persero). Perubahan inilah yang menyebabkan gedung
loji tersebut menjadi Gedung Kimia Farma seperti sekarang ini. *** [071212]
Kepustakaan:
Handinoto, 1994. “Indische
Empire Style”: Gaya Arsitektur “Tempo Doeloe” yang Sekarang Sudah Mulai Punah,
dalam DIMENSI 20/Ars Desember 1994
http://m.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/batavia-loji-mason-pertama-di-asia.htm
http://m.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/12/04/26/m32p4w-jaringan-zionis-di-rumah-setan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar