Saat
masih kuliah dulu, saya sering diboncengin teman lewat Pintu Air Demangan.
Sebenarnya memutar, tapi hal ini untuk menghindari polisi karena saya tidak
membawa helm. Dari Kampus Kentingan, menuju Sekar Pece ke selatan sampai
Jembatan Jonasan lalu menerabas Kampung Sewu. Ketika sampai tanggul di dekat
Pasar Cengklik, ambil arah kiri atau selatan sambil menyusuri sebuah tanggul.
Pada
waktu melintasi tanggul tersebut, kami melewati Pintu Air Demangan. Pintu air
ini terletak di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta,
Provinsi Jawa Tengah. Lokasi pintu air ini berada di sebelah selatan Pasar
Cengklik.
Menilik
sejarahnya, Pintu Air Demangan ini dibangun pada tahun 1918 atas perintah Raja
Surakarta, Pakubuwono X. Perintah tersebut dikeluarkan, untuk mengantisipasi
luapan banjir sungai Bengawan Solo pada saat musim hujan tiba. Konstruksi bangunannya
menggunakan beton bertulang, namun untuk pintunya sendiri yang bisa dibuka dan
ditutupi ini memakai kayu jati. Ada sepuluh pintu airnya, dan sejak pertama
kali dibuat baru sekali diganti kayunya.
Pintu Air Demangan ini melintang di atas Kali Pepe yang mengalir menuju Bengawan Solo. Selain untuk mengatur sirkulasi air di sungai itu, pintu air ini juga acap dimanfaatkan sebagai jembatan yang bisa dilalui oleh kendaraan roda dua, baik itu sepeda kayuh (onthel) maupun sepeda motor.
Pada
tahun 1966 terjadi banjir besar (banjir bandang) di Kota Surakarta, atau yang
biasa dikenal dengan sebutan Kota Solo. Banjir tersebut mengakibatkan hampir
separoh Kota Solo tenggelam oleh kedahsyatan Bengawan Solo. Atas peristiwa
tersebut, sepuluh tahun kemudian dilakukan pemasangan pompa air atas bantuan
dari Ir. Sutami sebanyak tiga buah pompa berukuran kecil yang memiliki daya
sedot 1 meter kubik air per detik. Kemudian pada tahun 1999, dibangun lagi tiga
pompa baru berukuran lebih besar dari sebelumnya, dengan kekuatan mampu
menyedot 3 meter kubik air per detik. Fungsi pompa air tersebut adalah untuk
mempompa kelebihan air yang ada di Kali Pepe, sehingga Solo bisa terhindar dari
banjir.
Pintu
air ini akan ditutup jika air masuk dan berketinggian 4 meter. Demikian pula
bila air luapan Bengawan Solo mencapai ketinggian tersebut dan masuk ke Kali
Pepe. Air yang masuk akan disedot dari Kali Pepe dan dikeluarkan lagi dengan
pompa dan dibuang ke timur pintu air agar supaya airnya tak masuk kota.
Dilihat
dari konstruksinya, Pintu Air Demangan ini merupakan peninggalan karya arsitek
Belanda. Hanya saja sayang, informasi siapa yang merancang pintu air nan kokoh
dan megah ini, belum diketahui dengan pasti. *** [020215]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar